PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI <p>Seminar Nasional Pertanian Pesisir merupakan seminar yang diadakan oleh jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. dilaksanakan setahun sekali dan mengundang berbagai peneliti, dosen, mahasiswa yang mempresentasikan makalahnya di seminar ini .</p> <p>Seminar Nasional ini diselenggarakan setiap tahun oleh Jurusan Budidaya Tanaman. Seminar Nasional Pertanian Pesisir merupakan naskah artikel penelitian yang akan dimuat dalam prosiding ini. Adapun bidang ilmu yang diseminarkan adalah Produksi Tanaman dan Pasca Panen, Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air, Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman, Penguatan Sosial Ekonomi Pertanian, Penerapan Teknologi Smart Farming, Pengembangan Urban Farming dan Agroekoturisme, Pengembangan Bioteknologi Pertanian, Sumberdaya Perikanan dan Peternakan, Adaptasi Pertanian terhadap Perubahaan Iklim dan Pengembangan Biofarmaka.</p> Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (bpfp) Universitas Bengkulu en-US PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2963-2579 RESPON PERTUMBUHAN KETUMBAR TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS AZOLA (Azolla microphylla) SEBAGAI SUBSTITUSI PUPUK NITROGEN SINTETIK https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/174 <p>Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pupuk kompos Azola sebagai pengganti pupuk Nitrogen sintetik. Perlakuan berupa kombinasi dari pupuk kompos Azola dan pupuk Nitrogen sintetik (Urea) yang terdiri atas: 100% Urea (kontrol); 75% Urea + 25% kompos Azola; 50% Urea + 50% kompos Azola; 25% Urea + 75% kompos Azola; dan 100% kompos Azola. Percobaan skala pot disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, diulang empat kali masing-masing ulangan terdiri atas tiga tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa 100% pupuk kompos Azola memberikan respon paling baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot segar daun, dan bobot segar akar. Kesimpulan percobaan adalah pupuk kompos Azola sebagai sumber Nitrogen dapat menggantikan pupuk Nitrogen sintetik.</p> Nurma Yunita Marulak Simarmata Eko Suprijono Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 1 12 PEMBERIAN PUPUK KCl DAN DOLOMIT UNTUK PERBAIKAN HASIL BAWANG MERAH DI ULTISOLS https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/175 <p>Penelitian bertujuan untuk menentukan kombinasi KCl dan dolomit yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan April 2023 yang berlokasi di Kota Bengkulu dengan ketinggian ± 10 mdpl. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan menggunakan 2 faktor. Faktor pertama dosis pupuk KCl terdiri dari 50 kg ha -1, 100 kg ha-1 , 150 kg ha-1, 200 kg ha, 250 kg-1ha. Faktor kedua dosis dolomit terdiri dari 0 kg/ha atau tanpa kapur, 0,5 x Al-dd atau setara-1 dengan 1,59 ton ha, 1 x Al-dd atau setara dengan 3,17 ton/ ha, 1,5 x Al-dd atau setara dengan-14,76 ton ha. Data dianalisis dengan uji lanjut Polinomial Orthogonal. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kombinasi antara dosis KCl 200 kg/ha dan dolomit 1,5 x Al_dd menghasilkan bobot umbi setara 4,76 ton/ha. Perlakuan KCl mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter umbi, bobot segar dan bobot kering umbi per rumpun, serta bobot umbi per petak. Perlakuan dolomit mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter umbi, bobot segar dan bobot kering umbi per rumpun. Penelitian ini memberi penegasan bahwa Ultisols memiliki peluang sebagai lahan untuk produksi bawang merah dengan menambahkan pengapuran 1,5 x Al-dd dan pemberian KCl 200kg ha -1.</p> Febri Windiarti Merakati Handajaningsih Sigit Sudjatmiko Marwanto Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 13 24 APLIKASI ABMIX TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum L.) VARIETAS LAMPUNG DAUN LEBAR ASAL STEK SATU RUAS BERDAUN TUNGGAL https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/226 <p>Penelitian dilakukan untuk menguji efektifitas penggunaan ABmix di pembibitan lada <br>varietas LDL (Lampung Daun Lebar) dengan satu ruas berdaun tunggal. Perbanyakan tanaman<br>lada dengan stek satu ruas menjadi peluang untuk ketersediaan bahan tanam dengan cepat<br>sehingga mendukung peningkatan hasil produksi. ABmix merupakan nutrisi atau hara yang<br>dibutuhkan tanaman berbentuk larutan yang terdiri unsur hara makro yaitu N, P, K, Mg, Ca, dan<br>S, unsur hara mikro yaitu Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo. Pemberian unsur hara makro dan<br>mikro ini menunjang untuk pertumbuhan daun pada tanaman yang baru tumbuh. Penelitian<br>dilakukan dari bulan Juli hingga Oktober tahun 2023 di Kebun Penelitian dan Percobaan,<br>Universitas Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK)<br>dengan satu faktor, faktor yang digunakan adalah pemberian perlakuan terdiri dari M0(tanpa<br>pemupukan), M1(NPK 4,5 g/tanaman), M2(NPK 0,5 g + 0,5 g Growmore/tanaman),<br>M3(ABmix 600 ppm), M4(ABmix 700 ppm), dan M5(ABmix 800 ppm). Peubah yang diamati<br>meliputi: waktu muncul tunas, jumlah tunas, diameter tunas, tinggi tunas, jumlah daun, luas<br>daun, persentase hidup stek, dan persentase tunas. Pemberian perlakuan ABmix menunjukan<br>hasil berpengaruh nyata dibandingkan dengan perlakuan NPK pada setiap peubah pertumbuhan<br>pada tanaman lada. Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan yang paling baik terhadap<br>pertumbuhan bibit lada LDL adalah konsentrasi ABmix 700 ppm</p> Prasetyo Dwi Agung Kusmiadi Riwan Khodijah Nyayu Siti Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 25 35 PENINGKATAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogea, L.) MELALUI PENGATURAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/227 <p>Produktivitas kacang tanah (Arachis hypogea, L.) berkisar antara 1.3 - 1.4 ton/ha lebih<br>rendah dibandingkan potensi hasilnya. Jarak tanam dan kepadatan tanaman merupakan<br>pengelolaan yang efisien dalam budidaya tanaman untuk memaksimalkan hasil panen<br>dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya seperti cahaya, unsur hara dan air serta<br>mengurangi penguapan permukaan tanah. Penelitian bertujuan untuk menentukan pengaruh<br>jarak tanam dan jumlah benih per lubang tanam terhadap pertumbuhan dan hasil kacang<br>tanah. Penelitian dilaksanakan di desa Kemumu, Kecamatan Arma Jaya Kabupaten<br>Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, Indonesia menggunakan Rancangan Acak Kelompok<br>Lengkap (RAKL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama jarak tanam, yaitu 20 cm x 20<br>cm, 25 cm x 25 cm, dan 30 cm x 30 cm sedangkan faktor kedua jumlah benih per lubang<br>tanam, yaitu 1, 2, dan 3 benih per lubang. Hasil penelitian menunjukkan, perbedaan jarak<br>tanam dan jumlah benih per lubang tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan<br>hasil kacang tanah, kecuali terhadap tinggi tanaman, jumlah polong cipo dan bobot basah<br>polong cipo. Jumlah benih dua atau tiga benih per lubang tanam menghasilkan tanaman<br>yang lebih tinggi dibandingkan satu benih per lubang tanam. Bobot polong cipo perlakuan<br>jarak tanam 30 cm x 30 lebih rendah dibandingkan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan<br>25 cm x 25 cm. Bobot segar polong cipo perlakuan 3 benih per lubang tanam lebih tinggi<br>dibandingkan dengan 1 atau 2 benih per lubang tanam.</p> Evi Nuranisah Nanik Setyowati Sumardi Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 36 45 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata l.) TERHADAP PENGAPURAN DI ULTISOLS https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/228 <p>Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting <br>di Indonesia. Permintaan terhadap kacang hijau cukup tinggi dan cenderung meningkat dari<br>tahun ke tahun, sementara peningkatan laju luas areal tanamannya masih di bawah jagung dan<br>kedelai. Perluasan areal tanaman dapat dilakukan pada lahan marginal seperti Ultisols. Tanah<br>ini memiliki kendala utama keasaman yang tinggi sehingga tanaman dapat mengalami<br>keracunan Al. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan varietas kacang hijau yang memiliki<br>pertumbuhan dan hasil tertinggi pada lahan Ultisols dan menentukan dosis dolomit yang<br>optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau di Ultisols. Penelitian ini<br>dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2021 di Talang Kering, Kelurahan Pematang Gubernur,<br>Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu pada ketinggian ±22 meter diatas permukaan<br>laut (mdpl). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Split<br>Plot dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama berupa dosis kapur dolomit sebagai petak<br>utama (Main Plot) yaitu yaitu K1= 0 ton/ha, K2= 1,6 ton/ha, K3= 3,2 ton/ha. Faktor kedua<br>adalah varietas kacang hijau sebagai anak petak (Sub Plot) yaitu V1= Varietas Vima 1, V2=<br>Varietas Vima 2, V3= Varietas Vima 3, V4= Varietas Vima 4 dan V5= Varietas Kutilang. Hasil<br>penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat efek kombinasi antara dosis kapur dengan lima<br>varietas kacang hijau terhadap semua variable yang diamati. Pemberian dosis kapur 3,2 ton/ha<br>menghasilkan umur berbunga dan bobot biji kacang hijau yang paling tinggi. Dari kelima<br>varietas yang diujikan memiliki pertumbuhan dan hasil setara.</p> Rahayu Widiastuti Zainal Muktamar eko Suprijono Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 46 60 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAI LEMBARAN KOLANG KOLANG KALING (Arenga pinnata) DENGAN PENGARUH PENAMBAHAN BUNGA ROSELLA (Hisbiscus sabdariffa L.) DAN PEKTIN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/179 <p>Kolang-kaling memiliki kandungan antioksidan bagi tubuh serta kandungan galaktomanan sebagai gel pada proses pembuatan selai lembaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bunga rosella dan pektin terhadap Daya lipat, pH danAntioksidan pada selai lembaran kolang kaling. Metode penelitian ini menggunkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan faktor pertama penambahan bubur bunga rosella (10%, 20 %, dan 30%) dan faktor kedua penambahan pektin (0,5%, 0,75%, dan 1%). Hasil penelitian menunjukkan Hasil antioksidan dalam kategori kuat. Nilai antioksidan selai lembaran kolang-kaling pada IC50 yaitu antara 50,24 ppm‒74,19 ppm. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penambahan bunga rosella dan pektin mempengaruhi daya lipat, pH dan antioksidan. Nilai antioksidan selai lembaran tertinggi yaitu selai lembaran terdapat pada perlakuan penambahan bunga rosella 10% dan pektin 0,5% yaitu 50,24 ppm. Oleh karena itu penambahan bunga rosella dan peptin berpengaruh dalam antioksidan dari selai lembaran kolang kaling</p> Selly Ratna Sari Devi Silsia Bening Tyas Suci Laili Susanti Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 61 71 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN MACAM PUPUK PADA PERTUMBUHAN BIBIT CABE JAMU (Piper retrofractum Vahl.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/180 <p>&nbsp;Tanaman cabe jamu (Piper retrodractum Vahl) merupakan salah satu tanaman obat potensial di Indonesia. Tanaman cabe jamu diperbanyak dengan cara vegetative. Dalam pembibitan media tanam dan pemupuka merupakan factor yang sangat menetukan keberhasilan pembibitan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan jenis pupuk pada pertumbuhan bibit tanaman cabe jamu. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Percobaan Prodi Agroekoteknologi FP UTM pada bulan Agustus -November 2023. Percobaan ini menggunakan RAK factorial dimana Faktor pertama : Komposisi media tanam : M1 (tanah-Arang sekam), M2 (tanah-kompos), M3 (tanah- arang sekam-kompos). Faktor kedua: jenis pupuk : P1 (pupuk tunggal), P2(pupuk majemuk), P3 (pupuk kandang), P4 (POC kelor). Percobaan terdiri dari 12 kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Persentase stek hidup bibit tanaman cabe jamu sebesar 100% yang artinya bahwa stek cabe jamu hidup semua saat 7 hst maupun 14 hst. Hasil penelitian ,menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan komposisi media dan macam pupuk. Perlakuan komposisi media berpengaruh nyata pada jumlah daun pada umur 7 dan 14 HST, sedangkan macam pupuk berpengaruh nyata pada umur 28 dan 35 HST dan pada parameter jumlah tunas pada umur 14-28 HST</p> Catur Wasonowati Mustika Tripatmasari Septiana Laraswati Nur Hamidah Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 72 77 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens. L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ZA DAN FOSFAT https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/181 <p>Budidaya cabai rawit menjadi salah satu peluang besar karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Harga cabai yang melambung di pasar di Bangka Belitung menyebabkan terjadinya Inflasi. Salah satu cara untuk menurunkan inflasi di Bangka Belitung yaitu dengan cara budidaya tanaman cabai rawit di pekarangan rumah atau kebun. Penelitian dilakukan untuk menguji efektifitas pupuk ZA plus dan fosfat phosgreen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Agustus tahun 2023 di Kebun Penelitian dan Percobaan, Universitas Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan dua faktor, faktor pertama adalah pemberian perlakuan pupuk ZA plus yang terdiri dari N0(tanpa pemupukan), N1(10 g/tanaman), N2(20 g/tanaman), dan N3(30 g/tanaman). Faktor kedua adalah pemberian perlakuan pupuk fosfat phosgreen yang terdiri dari P0(tanpa pemupukan), P1(25 g/tanaman), dan P2(50 g/tanaman). Pemberian perlakuan pupuk ZA plus dan fosfat phosgreen menunjukan hasil tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati. Pertumbuhan tanaman cabai pada fase vegetatif dengan pemberian dosis 20g/tanaman (N2) menunjukkan hasil paling tinggi terhadap peubah tinggi tanaman dan jumlah tunas produktif, sedangkan peubah munculnya bunga lebih cepat dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk ZA plus lainnnya. Hasil tanaman cabai rawit pada dengan pemberian 25g/tanaman (P1) menunjukkan hasil paling tinggi terhadap jumlah buah/tan dan bobot buah/petak. Dosis pupuk ZA plus 20g/tanaman (N2) dan dosis pupuk fosfat phosgreen 25g/tanaman (P1) yang diberikan ke tanaman cabai merupakan dosis optimum untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai.</p> Afkar Ropiul Kartika Lestari Tri Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 78 91 PENGARUH PERBANDINGAN WORTEL DAN TOMAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK KALAMANSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK VELVA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/183 <p>Velva merupakan salah satu produk olahan beku yang berasal dari pure sayuran dan buah dengan penambahan bahan lain. Velva dibuat sebagai salah satu upaya untuk memperpanjang umur simpan dari buah dan sayuran. Sayur-sayuran yang digunakan dalam pembuatan velva adalah wortel dan tomat. Tomat mengandung kadar air tinggi, sehingga menjadi tempat yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme. Wortel mengandung antioksidan namun, memiliki bau langu yang kurang diminati. Ekstrak jeruk kalamansi ditambahkan untuk mengurangi bau langu dari wortel. Ekstrak jeruk kalamansi memiliki aroma khas buah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh rasio pure wortel dan tomat dengan penambahan jeruk kalamansi terhadap karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik velva. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio pure wortel dan tomat. Taraf perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan pure wortel:tomat (90:10; 80:20; 70:30; 60:40; 50:50). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pure wortel:tomat berpengaruh signifikan terhadap overrun, lama pelelehan, warna, aroma, tekstur, rasa, overall. Namun tidak berpengaruh signifikan terhadap total padatan.</p> Ulfah Anis Heni Purnamasari Devi Silsia Laili Susanti Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 92 100 MODEL MATEMATIS TEKSTUR TOMAT SELAMA PENYIMPANAN DENGAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI EDIBLE COATING https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/184 <p>Tomat merupakan produk holtikultura yang cepat menunjukkan tanda-tanda kerusakan selama penyimpanan. Salah satu inovasi penyimpanan buah tomat yang dapat memperpanjang umur simpan adalah dengan menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai bahan edible coating dalam pelapisan buah tomat. Perubahan tekstur tomat dapat dianalisis untuk menilai kualitas tomat selama penyimpanan dengan menggunakan VCO sebagai edible coating. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tekstur tomat dengan VCO sebagai edible coating dan memodelkan perubahan tersebut dengan persamaan kinetika dan regresi polinomial. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan, yaitu konsentrasi VCO sebesar 0, 2, 4, dan 6% sebagai edible coating. Pengamatan dilakukan pada suhu ruang dan RH lingkungan selama 360 jam. Konsentrasi VCO berpengaruh secara sigifikan pada tekstur tomat selama penyimpanan dan dapat dimodelkan oleh persamaan kinetika orde ke-0 dengan rentang antara 2,56 . 10-3 sampai dengan 7,39 . 10-3 mm/s/h. Perubahan tekstur dapat dimodelkan dengan persamaan kinetika dan regresi polinomial dengan koefisien determinasi (R2) lebih dari 0,900 pada konsentrasi VCO sebesar 0-6%.</p> Arina Fatharani Devi Silsia Ii Puspita Sari Hasanudin Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 101 110 RESPON PERTUMBUHAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP APLIKASI DOSIS VERMIKOMPOS PADA LAHAN ENTISOL https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/185 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk vermikompos yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada tanah entisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 hingga Februari 2020 bertempat di Desa Kandang Mas, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 7 perlakuan dosis vermikompos yaitu 0 ton ha -1 -1, 5 ton ha, 10-1-1 ton ha, 15 ton ha-1, 20 ton ha-1 , 25 ton ha -1 , dan 30 ton ha . Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga satuan percobaan pada penelitian ini berjumlah 21 petakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis vermikompos berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan berpengaruh sangat nyata pada bobot segar (akar, tajuk dan berangkasan) dan bobot kering (akar, tajuk dan berangkasan). Dosis vermikompos 22,62 ton ha-1 akan menghasilkan pertumbuhan yang maksimal terlihat pada tingginya tinggi tanaman, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman seperti bobot akar, tajuk dan berangkasan</p> Berry Satria Herry Gusmara Sigit Sudjatmiko Riwandi Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 111 119 PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSIS NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/186 <p>Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman famili kacang-kacangan <br>yang memiliki sumber protein dan nilai ekonomis tinggi sebagai bahan baku olahan tempe<br>dan tahu. Upaya peningkatan produksi tanaman kedelai dengan berbagai cara sangat perlu<br>dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, salah satunya dengan penerapan<br>budidaya jenuh air (BJA) dengan pemberian kombinasi pupuk organik kotoran ayam,<br>kambing, sapi dan pupuk anorganik NPK di lahan Ultisol. Tujuan penelitian ini adalah<br>untuk: (1) menentukan interaksi jenis pupuk organik dengan berbagai dosis pupuk NPK,<br>(2) menentukan jenis pupuk organik terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai pada<br>budidaya jenuh air di lahan Ultisol dan (3) menentukan dosis pupuk NPK terbaik terhadap<br>pertumbuhan dan hasil kedelai pada budidaya jenuh air di lahan Ultisol. Penelitian ini di<br>laksanakan di Desa Kemumu, Kec. Arma Jaya, Kab. Bengkulu Utara, Prov. Bengkulu pada<br>bulan September sampai Desember 2022 dengan ketinggian tempat 541 Mdpl. Sumber air<br>penerapan BJA berasal dari aliran irigasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak<br>Kelompok Lengkap dengan 2 faktor yaitu pemberian berbagai jenis pupuk organik dan<br>dosis pupuk NPK terdiri atas: K 0 = Tanpa Pupuk; K 1 = Pupuk Kandang Ayam 20 ton/ha;<br>K 2 = Pupuk Kandang Kambing 20 ton/ha; K 3 = Pupuk Kandang Sapi 20 ton/ha dan P 0<br>(Tanpa NPK); P 1 = 150 kg/ha; P 2 = 225 kg/ha; P 3 = 300 kg/ha. Setiap perlakuan diulang<br>3 kali diperoleh 48 satuan percobaan, ukuran setiap petakan 1,5 m x 1 m dengan jarak<br>tanam 20 cm x 30 cm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi<br>pemberian pupuk organik dengan dosis NPK adalah pada variabel tinggi tanaman, jumlah<br>daun, jumlah cabang per tanaman, jumlah cabang per tanaman, bobot biji per tanaman,<br>bobot biji per petak, bobot bintil akar, bobot segar basah tajuk dan bobot segar basah akar.<br>Pola interaksi yang diperoleh bervariasi antara jenis pupuk organik dengan dosis NPK.<br>Secara umum, pupuk kandang ayam menunjukkan pertumbuhan terbaik pada dosis NPK<br>225 kg/ha, Pupuk kandang kambing pada dosis NPK 300 kg/ha dan pupuk kandang sapi<br>pada dosis NPK 300 kg/ha; Jenis pupuk organik terbaik diperoleh pada pemberian pupuk<br>kandang ayam 20 ton/ha; Dosis NPK terbaik diperoleh pada pemberian dosis NPK 225<br>kg/ha terbaik terhadap jumlah daun, bobot biji per tanaman, bobot biji per petak.</p> Andrian Priambodo Hesti Pujiwati Rustikawati Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 120 129 SELEKSI IN VITRO 4 VARIETAS KEDELAI TERHADAP TOLERANSI KEKERINGAN MENGGUNAKAN PEG 6000 https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/187 <p>Salah satu kendala rendahnya produksi kedelai di Indonesia adalah cekaman kekeringan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dengan mengembangkan kedelai yang toleran terhadap kekeringan. Secara in vitro, simulasi cekaman kekeringan dapat dilakukan dengan menurunkan potensial air media menggunakan polyethylene glikol (PEG). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan varietas kedelai yang toleran kekeringan menggunakan PEG. Terdapat 4 varietas kedelai yang digunakan, yaitu: Anjasmoro, Dena 1, Deja1, dan Gepak Kuning. Keempat varietas kedelai tersebut diuji dengan PEG 6000 konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 8 minggu pengamatan, varietas Gepak Kuning cenderung toleran terhadap kekeringan dibandingkan varietas Anjasmoro, Dena 1, dan Deja 1. Varietas Gepak Kuning menunjukkan hasil terbaik di setiap konsentrasi PEG yang diberikan. Terdapat kecenderungan semakin tinggi konsentrasi PEG, maka semakin rendah tinggi tanaman, panjang akar,dan jumlah daun di keempat varietas kedelai</p> Ade Kurniawan Atra Romeida Reny Herawati Putri Mian Khairani Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 130 137 PENGARUH LAMA FERMENTASI PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KANGKUNG https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/189 <p>Pupuk kandang kambing diketahui lambat terurai dan tersedia bagi tanaman. Fermentasi dengan perendaman dapat mempercepat ketersediaan hara pupuk kandang kambing. Belum banyak informasi berapa lama fermentasi kotoran kambing hingga kompos yang siap digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lama fermentasi pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil kangkung. Penelitian mengunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan lama perendaman pupuk kandang kambing terdiri atas P1:tanpa pupuk P2: pupuk NPK 200 kg/ha, P3: perendaman 7 hari, P4: perendaman, 14 hari dan P5 perendaman 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang kambing meningkatkan pertumbuhan kangkung secara nyata. Pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung tidak berbeda nyata antara pemberian pupuk kandang kambing 40 ton/ha dengan pupuk NPK. 200 kg/ha Aplikasi pupuk kandang kambing menghasilkan tanaman kangkung dengan tingkat kehijauan daun dan panjuang daun yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi pupuk NPK. Fermentasi pupuk kandang kambing hingga 21 hari tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung.</p> Arif Roma Irawan Rustikawati Eko Suprijono Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 138 149 PENGARUH PERLAKUAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium cepa var. Aggregatum) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/190 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk kandang sapi, dan varietas bawang merah dengan pertumbuhan dan hasil terbaik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2019 bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNIB kelurahan Kandang Limun, kecamatan Muara Bangkahulu. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 15 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu jenis varietas tanaman bawang merah (V) meliputi varietas Bima Brebes (V1), Batu ijo (V2) dan Selupu merah (V3). Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang sapi (K) yang terdiri dari empat (4) taraf dosis yaitu: 0 ton/ha (K0), 10 ton/ha (K1), 20 ton/ha (K2), 30 ton/ha (K3). Penelitian dilakukan dalam 3 ulangan dengan 5 tanaman sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas bawang merah dengan dosis pupuk kandang sapi. Pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 30 ton/ha merupakan perlakuan terbaik hal ini dapat dilihat dari komponen hasil yang diperoleh. Varietas Bima Brebes merupakan varietas terbaik dari kedua varietas lainnya.</p> Cici Juwita Sidabariba Marlin Sigit Sudjatmiko Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 150 164 PERTUMBUHAN DAN HASIL 20 FAMILI F4 CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI ULTISOLS https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/191 <p>Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi cabai merah di Indonesia masih tergolong rendah hal ini disebabkan antara lain oleh karena banyak ditanam pada lahan dengan tingkat kesuburan tanahnya rendah salah satu nya Ultisols sehingga produksi cabai merah tidak optimal,. Salah satu upaya mengatasi permasalahan kesuburan tanah tersebut yaitu dengan menggunakan varietas cabai merah yang adaptif pada Ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan famili cabai merah F4 terbaik yang adaptif pada Ultisol. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2020 - September 2020 di Desa Beringin Raya, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu dengan ketinggian tempat 10 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakukan yang terdiri dari 20 famili tanaman cabai merah dengan 2 ulangan.. Famili populasi generasi keempat (F4) cabai merah ini dikembangkan menggunakan metode SSD (single seed descent) dengan modifikasi. Hasil penelitian pada lahan Ultisol, didapatkan 2 famili terbaik dengan bobot buah per tanaman dibandingkan dengan 18 famili lain nya, famili tersebut yaitu FM 14 dan FM 16</p> Fathan Fathurrohman Catur Herison Rustikawati Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 165 185 PENGARUH SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN DOSIS PUPUK KOMPOS PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS PADA LAHAN BEKAS PADI SAWAH DI DESA TIRTA MULYA, KABUPATEN BENGKULU UTARA, BENGKULU https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/192 <p>Lahan padi sawah cenderung memiliki tingkat kesuburan tanah baik fisik, kimia, maupun biologi tanah yang rendah untuk budidaya jagung manis. Oleh karena itu perlu dilakukan rehabilitasi lahan tersebut dengan pemberian amelioran tanah berupa pupuk organik disertai perbaikan budidaya tanaman melalui sistem tanam jajar legowo. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk kompos sapi yang optimal pada setiap sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, menentukan sistem tanam jajar legowo yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, dan menentukan komposisi pupuk kompos yang paling baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan dari bulan September sampai November 2020 di lahan bekas sawah di Desa Tirta Mulya SP5, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu pada koordinat 2 0 0 29’10,1” LS dan 101 07’50,3” BT dengan ketinggian 36 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah pola baris tanam yang terdiri: konvensional, jajar legowo 2:1, dan jajar legowo 3:1. Faktor kedua adalah dosis pupuk kompos sapi yang terdiri dari nol, 10, dan 20 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pola tanam konvensional dengan pemupukan kompos sapi 10 ton/ha menghasilkan panjang tongkol tanpa kelobot terpanjang dan diameter tongkol tanpa kelobot terbesar. Sistem pola baris tanam konvensional menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun terbanyak, dan bobot brangkasan basah dan bobot brangkasan kering terberat. Aplikasi kompos sapi dengan dosis nol ton/ha sampai 20 ton/ha menghasilkan komponen pertumbuhan dan hasil jagung manis berbeda tidak nyata.</p> Prasetyo Utomo Herry Gusmara Edhi Turmudi Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 186 195 TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT APLIKASI BOKASHI DAN UREA DI LAHAN ULTISOL https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/193 <p>Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan umur yang pendek. Jagung manis dibudidayakan di Ultisol Bengkulu yang menghadapi kesuburan tanah yang rendah, menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang kurang maksimal. Dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah Ultisol perlu dilakukan pemupukan dengan pemberian pupuk bokashi dan pupuk N. Pemberian pupuk bokashi danpupuk N berfungsi untuk mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman dan memperbaiki struktur tanah sehingga mampu berproduksi dengan baik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan dua faktor, faktor yangpertama yaitu pemberian pupuk bokashi dengan dosis 0 ton.ha-1, 7,5 ton.ha-1, 15 ton.ha dan faktor kedua yaitu pemberian pupuk N dengan dosis 23 kg.ha-1, 46 kg.ha dan 69-1kg.ha. Pada pemberian 15 ton.ha-1 pupuk bokashi dengan Pemberian 46 kg.ha-1 pupuk N menghasilkan interaksi pada variabel diameter batang terbaik. Pemberian 7,5 ton.ha -1 pupuk bokashi memberikan pengaruh nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman, baris per tongkol, biji per baris tongkol, dan bobot tongkol petakan. Serta pada pemberian 46 kg.ha-1 pupuk N memberikan pengaruh nyata pada variabel tinggi tanaman, total luas daun, kehijauan daun, dan bobot tongkol petakan. </p> Egia Bastanta Tarigan Widodo Sigit Sudjatmiko Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 196 210 PENGARUH BERBAGAI SUMBER KALIUM DAN PUPUK ORGANIK CAIR DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/194 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian jenis pupuk kalium dan POC darah sapi terhadap kualitas jagung manis varietas Master Sweet. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2023 hingga Mei 2023 di Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Penelitian menggunakan percobaan faktorial (5x2) yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dua faktor, yaitu jenis pupuk kalium terdiri dari KCl, ZK, KNO3, MKP dan pemberian POC darah sapi. Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), diuji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 % dan 1 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan pupuk kalium KCl meningkatkan parameter panjang tongkol, berat segar dan kadar gula biji jagung manis. Pemberian POC darah sapi 400 ml/petak meningkatkan berat segar tanaman. Terjadi interaksi antara jenis pupuk kalium dan pemberian POC darah sapi pada parameter panjang tongkol, berat segar, kadar gula biji.</p> Vincencius Duta Paskalis Murti Astiningrum Nurul Anindyawati Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 211 221 PERANAN DOSIS DAN WAKTU PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/195 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan dosis, waktu pemupukan POC darah sapi dan interaksi antar perlakuan terhadap kualitas dan kuantitas kecipir. Penelitian dilakukan di lahan terbuka menggunakan percobaan faktorial (4 × 3) dan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama terdiri dari empat taraf yaitu 0, 5, 10 dan 15 cc/tanaman. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf yaitu 3, 6 dan 9 kali. Data pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji orthogonal polynomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis POC (sampai 15 cc/tanaman) dan semakin sering waktu pemupukan POC darah sapi (sebanyak 9 kali) menghasilkan kadar protein yang semakin tinggi. Interaksi dosis 10,30 cc/tanaman dengan waktu pemupukan 9 kali POC darah sapi menghasilkan berat segar polong per tanaman tertinggi sebesar 11,33 g. Pada dosis 8,37 cc/tanaman dengan waktu pemupukan 9 kali menghasilkan volume polong tertinggi sebesar 11,64 ml. Dosis 13,62 cc/tanaman dengan waktu pemupukan 6 kali menghasilkan kadar protein polong muda tertinggi sebesar 3,80 %.</p> Wiji Lestari Murti Astiningrum Wike Oktasari Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 222 232 KOMBINASI PUPUK MAJEMUK NPK DAN VERMIKOMPOS MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL PAK CHOI (Brassica rapa subsp. chinensis L.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/197 <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon tanaman Pak Choi terhadap kombinasi pemberian pupuk majemuk NPK (16:16:16) dan vermikompos. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari enam kombinasi perlakuan NPK dan vermikompos dengan lima ulangan. Perlakuan terdiri dari (1) tanpa NPK danvermikompos, (2) 300 kg ha -1 NPK dan 0 ton ha 1 vermikompos, (3) 225 kg ha-1 NPK -1 dan 6,25 ton ha vermikompos, (4) 150 kg ha-1 NPK dan 12,50 ton ha-1 vermikompos, (5)-1 75 kg ha NPK dan 18,75 ton ha-1 vermikompos, dan (6) 0 kg ha-1-1 NPK dan 25 ton ha vermikompos. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi perlakuan pupuk NPK dan vermikompos menghasilkan tinggi tananam, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, berat segar tanaman dan berat kering tanaman yang lebih tinggi dibanding dengan pemupukan tunggal dan tidak diberi pupuk. Kombinasi perlakuan 150 kg ha -1 NPK dan 12,50 ton ha-1 vermikompos merupakan perlakuan yang terbaik untuk produksi tanaman Pak Choi. Berat segar rata-rata tanaman Pak Choi yang dipupuk dengan menggunakan kombinasi ini adalah 191,6 g, sedang tanpa pemupukan sebesar 52,2 g, hanya dengan NPK sebesar 55,6 g dan hanya dengan vermikompos sebesar 92,0 g. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan 12,50 ton ha-1 vermikompos dalam dapat mengurangi penggunaan pupuk majemuk NPK sebesar 50% dalam produksi tanaman Pak Choi.</p> Riza Putra Erwindo Fahrurrozi Uswatun Nurjanah Nanik Setyowati Bambang Gonggo Murcitro Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 233 244 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS TERHADAP DOSIS PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/198 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menetukan interaksi antara varietas dan dosis kompos TKKS terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis, menentukan dosis TKKS terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis, dan menentukan varietas terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah varietas jagung manis (Bonanza, Super Sweet, dan Paragon). Faktor kedua adalah dosis kompos TKKS (15, 20, dan 25 ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara varietas dan dosis kompos TKKS terhadap bobot berangkasan segar dan bobot berangkasan kering, varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan tingkat kemanisan jagung manis, sedangkan dosis kompos TKKS tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah yang diamati.</p> Rara Dwi Tama Supanjani Herry Gusmara Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 245 257 RESPON TANAMAN KENTANG HITAM (Coleus tuberosus Benth) TERHADAP DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK KALIUM https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/199 <p>Secara traditional, kentang hitam telah digunakan sebagai obat penyembuh diabetes di daerah pedesaan di Jawa Tengah, karena kentang hitam memiliki kandungan pati komplek sehingga gula yang dikandungnya tersedia secara perlahan-lahan. Selain itu, kentang ini juga digunakan sebagai makanan kecil bagi para penduduk desa. Namun demikian, informasi tentang bagaimana budidaya tanaman ini masih sangat minim, kecuali bahwa para penduduk di lereng gunung Merapi menanam kentang hitam ini pada musim kering dimana tanaman palawija yang lain sulit tumbuh. Demikian juga dengan informasi bagaimana kebutuhan nutrisi tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pupuk kendang sapi dan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil kentang hitam. Stek mini kentang hitam ditanam di lahan pertanian yang telah dioleh dan dipupuk dengan kotoran sapi (5, 10, 15, dan 20 ton/ha) dan pupuk kaliam (100, 150, 200 kg KCl/ha). Hasilnya menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang dan pupuk kalium tidak berpengaruh nyata nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kentang hitam. Pupuk kendang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman (bobot segar dan bobot kering tanaman) dan hasil kentang (jumlah umbi, bobot umbi, dan diameter umbi), dimana semakin tinggi dosis pemupukan semakin tinggi hasilnya. Namun demikian, pemupukan K hanya berpengaruh nyata terhadap bobo tumbi, di mana bobor umbi paling tinggi ditunjukkan oleh dosis K paling tinggi.</p> Aan Hendro Solehan Usman Kris Joko Suharjo Hesti Pujiwati Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 258 271 PERTUMBUHAN STEK BATANG NANAS (Ananas comosus [L.] Merr) PADAENAM MACAM MEDIA TANAM https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/200 <p>Perbanyakan nanas secara vegetatif umumnya dilakukan menggunakan mahkota. Selain mahkota, stek batang nanas dapat menjadi alternatif dalam pengadaan bibit nanas dalam jumlah besar. Kendala dalam perbanyakan menggunakan stek batang adalah media yang memiliki faktor pembatas yaitu sulitnya pertumbuhan akar karena media yang digunakan tidak memiliki struktur yang mendukung untuk pertumbuhan akar, tidak memiliki kapasitas penyimpan air yang baik, dan tidak memiliki aerasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis media tanam yang menghasilkan pertumbuhan stek batang nanas yang terbaik. Kegiatan penelitian dilaksanakan dari Bulan Desember tahun 2022 sampai dengan Juni tahun 2023 yang berlokasi di Kebun Percobaan Kelurahan Sukamerindu, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu dengan ketinggian tempat ± 10 mdpl. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu 6 jenis media tanam yang meliputi : Tanah Ultisol, Pasir, Arang Sekam, Cocopeat, Kompos Kulit Kopi, dan Tandan Kosong Kelapa Sawit. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga mendapatkan 24 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri atas 3 unit percobaan, maka menjadi 72 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Varian (ANOVA) dengan taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam kompos kulit kopi merupakan media terbaik untuk pertumbuhan jumlah tunas. Sedangkan media tanam pasir merupakan media terbaik untuk pertumbuhan akar pada stek batang tanaman nanas, terutama persentase akar, panjang akar dan volume akar</p> Leny Rahmawati Yulian Bambang Gonggo Murcitro Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 272 283 LEVEL DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DI TANAH ULTISOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS 3 VARIETAS TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/201 <p>Permintaan pasar akan jagung manis (Zea mays saccharate Sturt) semakin tahun semakin meningkat. Jagung manis menjadi sumber alternatif pangan utama karena kandungan gizi dan rasanya yang enak. Namun, seringkali permintaan pasar tidak terpenuhi dikarenakan produksinya yang masih rendah sehingga perlu peningkatan kapasitas media tanam maupun lahan pertanian untuk menjangkau ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan menguji beberapa tingkatan dosis pupuk kandang ayam (pukan ayam) di tanah Ultisol dalam mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan 2 faktor, yaitu varietas jagung manis dan taraf dosis pupuk kandang ayam. Varietas jagung manis yang digunakan terdiri dari varietas Bonanza, Paragon dan Talenta. Dosis pupuk kandang ayam yang digunakan meliputi 5, 10, 15, dan 20 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara dosis pupuk kandang ayam terhadap 3 varietas jagung manis. Namun, pemberian level dosis pupuk kandang menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan total luas daun. Penggunaan dosis pukan ayam 15 ton/ha mampu memberikan hasil yang optimum, dimana tinggi tanaman sebesar 218,34 cm dan total luas daun 830,26 cm 2 . Sementara itu, varietas yang paling responsi terhadap pemupukan adalah varietas bonanza yang menghasilkan tinggi tanaman, tingkat kehijauan daun, bobot tongkol per petak, bobot segar dan bobot kering tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Penggunaan pukan ayam mampu memperbaiki ketersediaan unsur hara di tanah ultisol sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung manis.</p> Mei Jelita Simanjuntak Fahrurrozi Masdar Marulak Simarmata Kartika Utami Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 284 296 PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna Radiata L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG KOTORAN KAMBING https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/203 <p>Tanaman kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga terpenting setelah kedelai dan kacang tanah. Salah satu upaya peningkatan produksi kacang hijau yaitu menggunakan pupuk kandang kotoran kambing, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dosis pupuk kotoran kambing yang tepat agar dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk kandang kotoran kambing yang tepat dan menentukan varietas kacang hijau terbaik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2022 hingga Oktober 2022 menggunakan lahan ultisol yang berlokasi di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu, pada ketinggian ± 10 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu: faktor pertama varietas kacang hijau yang terdiri dari 3 taraf, V1: varietas vima 1; V2: varietas vima 4; V3: varietas vimil. Faktor kedua yaitu dosis pupuk kandang kotoran kambing yang terdiri dari 4 taraf, K0: 0 ton/ha; K1: 5 ton/ha; K2: 10 ton/ha; K3: 15 ton/ha., setiap perlakuan diulang 3 kali. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran kambing dengan dosis K2 (10 ton/ha) – K3 (15 ton/ha) mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil terbaik. Varietas yang menunjukkan pertumbuhan dan hasil terbaik yaitu varietas Vima 4 yang diindikasikan dari tinggi tanaman, jumlah daun, kehijauan daun, bobot tajuk kering, bobot akar basah, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji.</p> Dzaky Makarim Persada Hesti Pujiwati Fahrurrozi heru Widiyono Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 297 305 PENGGUNAAN AMILIORAN PADA TANAH GAMBUT SEBAGAI MEDIA TANAM BENIH KELAPA SAWIT DI PRE-NURSERY https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/204 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat pada komposisi media tanam tanah gambut dengan amelioran berupa tanah mineral, pupuk kandang sapi dan pupuk kandang ayam di pre-nursery pembibitan kelapa sawit. Penelitian menggunakan polybag yang disusun mengikuti rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 9 perlakuan yaitu: P1 (Gambut 1 : Tanah Mineral 0), P2 (Gambut 0 : Tanah Mineral 1), P3 (Gambut 1 : Tanah Mineral 1), P4 (Gambut 2 : Tanah Mineral 1), P5 (Gambut 3 : tanah Mineral 1), P6 (Gambut 1 : pupuk kandang sapi 1), P7(Gambut 2 : pupuk kandang sapi 1), P8(Gambut 1 : pupuk kandang ayam 1), dan P9 (Gambut 2 : pupuk kandang ayam 1). Semua perlakuan diulang 3 kali, sehingga mendapat 27 unit percobaan, dan masingmasing UP terdiri dari 4 poly bag, sehingga didapat 108 benih kelapa sawit. Parameter pertumbuhan yang diukur adalah : tinggi tanam, jumlah daun, diameter batang, luas daun, tingkat kehijauan daun, volume akar, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan shoot/root ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan media tanam yang diuji berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pertumbuhan bibit yang diuji. Tanah gambut tanpa ameliorant, maupun dengan berbagai perbandingan amilioran merupakan media tanam yang cocok untuk pertumbuhan benih kelapa sawit pre-nursery.</p> Rosa Aulia Kinanti Eko Suprijono Priyono Prawito Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 306 315 PENGARUH BAGIAN STEK DAN KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERAKARAN DAN TINGKAT KEBERLANGSUNGAN HIDUP PADA STEK CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/205 <p>Cabya (Piper retrofractum Vahl.) atau lebih dikenal dengan sebutan cabai jawa merupakan tanaman obat yang termasuk dalam kelompok Piperaceae yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri obat-obatan di Indonesia. Umumnya cabai jawa diperbanyak secara vegetatif melalui perbanyakan stek. Salah satu kendala pengembangan tanaman ini adalah tingkat produktivitas yang masih sangat rendah. Pemanfaatan sumber stek dan zat pengatur tumbuh sintetik (ZPT) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perakaran, pertumbuhan dan keberhasilan pertumbuhan stek tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber stek dan konsentrasi ZPT sintetik terhadap perakaran, pertumbuhan dan tingkat keberhasilan pertumbuhan stek cabai jawa. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah sumber bahan pemotongan yang terdiri dari 3 taraf yaitu pucuk, tengah, dan bawah, dan faktor kedua adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh sintetik yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 ml/L, 1 ml/ L, 2 ml/L, dan 3 ml/L. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara sumber bahan stek dan konsentrasi zat pengatur tumbuh sintetik terhadap variabel panjang akar, panjang tunas, jumlah tunas, persentase stek hidup, dan presentase stek bertunas. Kombinasi sumber stek pangkal dan konsentrasi ZPT 2 ml/L memberikan hasil terbaik terhadap panjang akar sebesar 4,71 cm, panjang tunas sebesar 4,41 cm, dan jumlah tunas sebesar 4,13 buah.</p> Wuri Prameswari Anandyawati Welly Herman Deles Oktavia Agustian Efendi Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 316 323 APLIKASI PUPUK DAUN MAJEMUK TERHADAP PENAMPILAN AGRONOMIS GALUR PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DANGKAL https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/207 <p>Pengembangan padi pada lahan rawa memiliki nilai strategis dalam upaya mengoptimalkan fungsi lahan rawa sebagai sumber pangan melalui penerapan teknologi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian pupuk daun majemuk terhadap penampilan agronomis dan dan hasil galur padi rawa di lahan rawa lebak dangkal. Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2023 pada lahan rawa lebak dangkal Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Percobaan faktorial 2 faktor, yakni konsentrasi pupuk daun majemuk; 0.5, 1.0, 1.5 dan 2 g/l dengan 1, 2 dan 3 kali aplikasi. Disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. Tidak terdapat pengaruh interaksi terahadp semua variabel yang diamati. Konsentrasi pupuk daun majemuk 2 g/l memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan bobot gabah per rumpun. Demikian pula dengan frekwensi aplikasi 3 kali pada umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif dan bobot gabah per rumpun. Pengujian pada konsentrasi yang lebih tinggi dan frekwensi lebih dari 3 kali masih diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal</p> Edo Andianto Sumardi Prasetyo Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 342 354 SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN GULA AREN DI KABUPATEN REJANG LEBONG – BENGKULU https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/208 <p>Kabupaten Rejang Lebong merupakan sentra produksi gula aren di Provinsi Bengkulu yang memiliki daerah pemasaran sampai ke luar provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran dan margin pemasaran gula aren di Kabupaten Rejang Lebong - Bengkulu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2023. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan petani dan pengolah gula aren, pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang pengecer, serta pedagang besar di tingkat kabupaten pada dua lokasi sentra produksi gula aren di Kabupaten Rejang Lebong yaitu Kecamatan Sindang Kelingi dan Kecamatan Selupu Rejang. Data yang dikumpulkan terdiri dari identifikasi pelaku pasar, identifikasi saluran dan pola pemasaran, biaya pemasaran, dan keuntungan pelaku pasar. Saluran pemasaran dianalisis secara deskriptif sedangkan margin pemasaran dianalisis menggunakan rumus Dahl dan Hammond. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima saluran pemasaran gula aren di Kabupaten Rejang Lebong yang terbagi atas lima pola dan Sembilan saluran. Margin pemasaran tertinggi pada saluran langsung sebesar Rp. 17.000, -/kg (100%) diikuti saluran satu tingkat dengan pola pengolah gula aren pedagang pengumpul dalam desa  konsumen akhir sebesar Rp. 4.000, -/kg atau 30,77%. Bagian yang diterima petani pada saluran satu tingkat pola 2.1 ini adalah 76,47%. Persentase margin pemasaran terkecil diterima pedagang pengumpul dari luar desa sentra produksi pada saluran empat tingkat yakni 7,14%.</p> Taufik Hidayat Emlan Fauzi Andi Ishak Taupik Rahman Yahumri Ferdi Rosbarnawan Harwindah Rahmi Wati Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 355 368 PENINGKATAN PRODUKSI PETANI PADI MELALUI PROGRAM KETAHANAN PANGAN DANA DESA SUMUR PERTANIAN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/209 <p>SDG’s dunia nomor dua (2) berbunyi “zero hunger” yang berarti adalah tidak adanya kelaparan. Indonesia juga mengupayakan agar Masyarakat Indonesia tidak ada yang mengalami kelaparan. Hal ini dibuktikan dengan berbagai dana salah satunya Dana Desa yang dikucurkan oleh pemerintah dibidang ketahanan pangan. Program ini dilaksanakan dengan berbagai bentuk kegiatan ketahanan pangan salah satunya program sumur pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan produksi petani padi melalui program ketahanan pangan sumur pertanian. Peneliti melakukan penelitian ini pada bulan Maret hingga Juli 2023. Berlokasi di Desa Lengkong, sebagai salah satu desa yang menerapkan program sumur pertanian di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini membandingkan data produksi petani padi sebelum dan sesudah adanya program sumur pertanian. Jenis penelitian adalah deskriptif dan pendekatan penelitian menggunakan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program sumur pertanian dapat meningkatkan produksi padi yang dialami oleh petani padi di Lengkong kurun waktu tahun 2019 yaitu sebelum diterapkannya program sumur pertanian, kemudian tahun 2020 awal diterapkannya program sumur pertanian, hingga 2022. Pada tahun 2019 produksi padi oleh petani Desa Lengkong mencapai 8,4 ton per tahun, di tahun 2020 sama yaitu 8,4 ton, menurun di tahun 2021 menjadi 6,7 ton per tahun, kemudian meningkat di tahun 2022 menjadi 10,3 ton per tahun.</p> Jemi Hendriawan Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 369 376 PEMANFAATAN PUPUKORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN HARA K PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) DI TANAH ENTISOLS https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/210 <p>Entisols merupakan tanah yang baru terbentuk dan dapat ditemukan pada semua bahan induk. Jagung manis salah satu komoditi yang bernilai ekonomis dan memiliki peluang untuk dikembangkan karena rasa manis yang dipengaruhi oleh adanya unsur hara Kalium yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan gula. Kendala tanah Entisols yaitu bahan organik yang rendah, keadaan tanah masam, konsentrasi N, P, dan K yang rendah sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bahan organik dapat digunakan dalam mongoptimalkan tanah Entisol yaitu pupuk kandang sapi dan POC yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah dan meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui interaksi pupuk kandang sapi dan POC dalam meningkatkan unsur hara K serta tingkat kemanisan tanaman jagung manis pada tanah Entisols. Penelitian ini menggunakan Ranangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakuan Pupuk kandang sapi 3 dosis dan POC 4 dosis dengan 12 perlakuan masingmasing diulang 3 kali sehingga sebanyak 36 satuan percobaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian Pupuk Kandang berpengaruh nyata terhadap indikator pH tanah 12,42%, K-dd 16,26%, C-organik 133,93%,Kjaringan 19,51%, Tingkat kemanisan 18,42%, Bobot Basah akar 11,22%, Bobot kering akar 8,25%, Bobot Brangkasan Basah 9,15%, Bobot Brangkasan Kering 7,23%, Tinggi tanaman 111,4% dan Tongkol berkelobot 67,9% pengaplikasian POC berpengaruh nyata terhadap indikator pH tanah 3,97%, K-dd 6,01%, C-organik 20,45%,K-jaringan 5,09%, Tingkat kemanisan 4,85%, Bobot basah akar 3,14%, Tinggi tanaman 75,1% dan Tongkol berkelobot 4,6%</p> Rini Rosalinda Teguh Adiprasetyo Kanang Setyo Hendarto Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 377 388 PENINGATAN FISIOKIMIA TANAH BEKAS TAMBANG EMAS : MENCIPTAKAN KEDAULATAN PANGAN DENGAN APLIKASI TERRA PRETA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/211 <p>Proses kerusakan sifat fisik dan kimia tanah bekas penambangan emas yang disebabkan oleh transformasi kondisi tanah yang berbeda dalam lahan sawah alami menjadi lahan bekas tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan karakteristik tanah bekas penambangan emas dengan aplikasi Tetadi. Penelitian dilakukan dalam dua tahap; yang pertama adalah survei lahan sawah di Padang Sibusuk, Kabupaten Sijunjung, di tanah yang telah direklamasi dengan penambahan terra preta. Tahap kedua adalah eksperimen di rumah kaca pada tanah bekas penambangan emas dengan penerapan Tetadi (biochar padi Terra preta) menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Dosis perlakuan terdiri dari A = kontrol, B = 10 ton/ha Tetadi, C = 15 ton/ha Tetadi, D = 20 ton/ha Tetadi, E = 25 ton/ha Tetadi, dan F = 30 ton/ha Tetadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan sawah yang telah direklamasi mengalami peningkatan kadar bahan organik tanah secara moderat, diikuti oleh perbaikan sifat fisik dan kimia tanah lainnya. Lahan sawah juga menunjukkan sifat fisik dan kimia tanah yang baik untuk tanaman, namun tanaman ini mengandung merkuri organik dan anorganik yang melebihi ambang batas yang diizinkan. Teknologi TETADI menunjukkan perbaikan tanah yang optimal, yaitu peningkatan kadar bahan organik dan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah lainnya pada dosis 25 ton/ha.</p> Elsa Lolita Putri Gusmini Adrinal Yaherwandi Muhamad Faiz Barchia Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 389 405 DATA BERBASIS RASTER SEBAGAI PENGOREKSI MODEL LAHAN KRITIS BERBASIS VEKTOR https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/212 <p>Konservasi lahan kritis di Indonesia memerlukan Peta Lahan Kritis. Peta-peta tersebut dibuat berdasarkan model yang dikembangkan pada tahun 1998 oleh Departemen Kehutanan Indonesia pada saat itu. Model ini memiliki 2 kelemahan yaitu 1. tingkat ketidakpastian yang tinggi akibat penggunaan data berbasis vektor dalam pembuatan peta tematik dan 2. redundansi atau duplikasi parameter dari model. Penelitian ini bertujuan untuk membangun usulan model tingkat lahan lahan di DAS Merawu dengan menggunakan data sepenuhnya berbasis raster yang didukung teknik penginderaan jauh dan SIG. Parameter yang dianalisis adalah Kemiringan, Erosivitas (R), Erodibilitas (K), Panjang dan Kecuraman Lereng (LS), Penutupan dan Pengelolaan (C), Praktek Konservasi (P) dan Persentase Penutupan Tajuk. Data ini disajikan sepenuhnya dalam format raster. Parameter Konservasi tidak digunakan secara eksplisit dalam penelitian ini karena parameter konservasi sudah diwakili oleh parameter C dan P. Lima parameter diperoleh langsung dengan menggunakan format yang sepenuhnya berbasis raster, yaitu Kemiringan, LS, C, P dan Persentase Tutupan Tajuk. 2 parameter lainnya melalui proses interpolasi spasial sebelum disajikan dalam format yang sepenuhnya baerbasis raster. Analisis korelasi antar parameter dilakukan. Parameter yang memiliki koefisien korelasi tinggi (r ≥ 0,8) dikeluarkan dari model untuk menghindari redundansi. Model yang diusulkan hanya menggunakan parameter yang memiliki koefisien korelasi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan Tingkat Kekritisan Lahan lebih akurat bila hanya menggunakan parameter erosi, yang dirumuskan sebagai:<br>Tingkat Kekritisan Lahan (TKL) ≈ Erosi ≈ R x K x LS x C x P</p> Bambang Sulistyo Esi Asyani Listyowati Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 406 418 PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA DENGAN PENGATURAN WAKTU BERGULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN SORGUM DI LAHAN PESISIR https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/213 <p>Waktu pengendalian gulma yang tepat menentukan lamanya tanaman berkompetisi dengan gulma perlu diketahui supaya kehilangan hasil tanaman dapat diminimalisir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan periode bergulma pada tanaman sorgum melalui pengaturan waktu pengendalian gulma. Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2020 di wilayah pesisir Kota Bengkulu. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol bebas gulma selama pertanaman, bergulma 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 mst (tanpa pengendalian gulma atau belgulma selama pertanaman). Data pengamatan gulma, pertumbuhan dan hasil tanaman dianalisis statistik dengan ANAVA dan diuji lanjut dengan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penundaan pengendalian gulma dapat menghambat pertumbuhan luas daun, diameter batang dan bobot biomas tanaman, juga menurunkan panjang malai dan hasil biji kering sorgum. Apabila batas toleransi kehilangan hasil atau accepted yield loss (AYL) ditetapkan 10% atau capaian hasil tanaman 90%, maka periode kritis pengendalian gulma adalah 3,54 mst (23 hst)</p> Marulak Simarmata Nur Ramadhani Barus Masdar Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 419 429 PROSEDUR DAN PERSYARATAN PENGIRIMAN TANAMAN HIAS ANTAR AREA TUJUAN KABUPATEN PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR DI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II YOGYAKARTA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/214 <p>Karantina merupakan sistem untuk mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) serta organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dari luar negeri maupun dalam negeri, dan dari satu area ke area lain dalam negeri atau keluarnya dari wilayah Negara Republik Indonesia. Tata cara pengeluaran tanaman hias Aglaonema (Aglaonema sp.) tujuan Kabupaten Paser Utara Kalimantan Timur adalah dengan melakukan Pemeriksaan Administratif dan Pemeriksaan Fisik/kesehatan. Pemeriksaan administratif dilakukan dengan melihat kebenaran dokumen terhadap media pembawa yang akan dikirim. Pemeriksaan fisik/kesehatan dilakukan dengan melihat secara langsung ada tidaknya OPTK target beserta gejala serangannya pada media pembawa. Target Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada tanaman hias Aglaonema sp adalah Phenacoccuus solenopsis. Pengeluaran tanaman hias sudah memenuhi persyaratan administratif dan kesehatan, sehingga dapat dilakukan pembebasan dengan diterbitkannya sertifikat kesehatan tumbuhan antar area (KT-12)</p> Fera Evika Tunjung Pamekas Tunjung Pamekas iskandar Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 430 442 PERSYARATAN DAN TATA CARA TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN TERHADAP PENGELUARAN TANAMAN HIAS KE AMERIKA SERIKAT DI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II YOGYAKARTA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/215 <p>Karantina merupakan sistem untuk mencegah masuk, keluar, dan menyebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) serta organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dari luar negeri maupun dalam negeri, dan dari satu area ke area lain dalam negeri atau keluarnya dari wilayah Negara Republik Indonesia. Tata cara pengeluaran tanaman hias (Alocasia sp., Monstera sp. &amp; Maranta leuconeura) ke Amerika Serikat yaitu Pemeriksaan Administratif dan Pemeriksaan Fisik/kesehatan. Pemeriksaan administratif yang dilakukan dengan melihat kebenaran dokumen sesuai dengan media pembawa yang akan diekspor. Target Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah cendawan, serangga dan nematoda. Untuk pengujian dengan target nematoda dilakukan dengan metode ekstraksi akar tanaman dengan target nematoda Globodera rastochiensis dan Globodera pallida. Pengeluaran tanaman hias sudah memenuhi persyaratan administratif dan teknis, serta dinyatakan bebas OPT target, sehingga dapat dilakukan pembebasan dengan terbitnya KT-10 (Phytosanitary Certifiicate).</p> Sindi Noviyanti Tunjung Pamekas Palupi Murnaningsih Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 443 459 UJI ANTAGONIS Bacillus spp. DAN Pseudomonas KELOMPOK FLUORESCENS DALAM MENGHAMBAT PERKEMBANGAN CENDAWAN Sclerotium rolfsii PENYEBAB BUSUK BATANG PADA TANAMAN KACANG TANAH https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/216 <p>Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang mengandung lemak dan protein, serta bernilai ekonomi yang tinggi. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi tanaman kacang tanah adalah adanya serangan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii. Teknik pengendalian alami dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan agen antagonis yang didapatkan dari tanah bagian rizosfer perakaran tanaman, agen antagonis berfungsi untuk mengurangi dampak negatif penggunaan fungisida yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan isolat rizobakteria Bacillus spp dan Pseudomonas kelompok fluorescens yang berasal dari rizosfer tanaman bambu, tanaman pakis, rumput gajah, dan tanaman kacang tanah dalam menghambat perkembangan S. rolfsii secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan, kontrol. Bakteri Bacillus spp di isolasi menggunakan media Nutrient Agar (NA) dan Pseudomonas kelompok fluorescens di isolasi menggunakan media selektif Kings’B. Pengamatan mulai dilakukan setelah patogen dan agen hayati diinkubasi pada cawan petri selama 4 hari, dan berakhir jika pertumbuhan isolat perlakuan kontrol patogen sudah memenuhi cawan petri. Data yang didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam rumus daya hambat (DH). Pengukuran daya hambat dilakukan setelah masa inkubasi agens hayati berumur 7 hari pada media NA. Hasil penelitian menunjukkan isolat Bacillus spp dan isolat Pseudomonas kelompok fluorescens mampu menghambat perkembangan cendawan S. rolfsii dengan daya hambat yang berbeda-beda. Isolat Bacillus spp PPBc (berasal dari akar tanaman Pakis) merupakan isolat Bacillus spp yang persentase daya hambatnya paling tinggi yaitu 63,33%, sedangkan persentase daya hambat paling tinggi pada isolat Pseudomonas kelompok fluorescens adalah isolat Pseudomonas kelompok fluorescens PKTPf (berasal dari akar tanaman kacang tanah) yaitu sebesar (54,58%)</p> Siti Desiana Ramadhaniar Noor Aidawati Mariana Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 460 474 DESKRIPSI TINGKAH LAKU MAKAN NURUNG MURAI BATU PIARAAN SELAMA PERLAKUAN MATCHMAKING BERBASIS RASIO JENIS KELAMIN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/217 <p>Burung murai batu telah digolongkan sebagai salah satu satwa potensial untuk diternakkan. Info ilmiah tentang satwa potensial ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan matchmaking berbasis rasio jenis kelamin (RJK) terhadap tampilan tingkah laku makan burung murai batu. Objek studi yang diamati adalah 10 ekor burung murai batu yang berumur kurang lebih 12 bulan terdiri dari 4 ekor burung murai batu jantan dan 6 ekor burung murai batu betina dengan perlakuan RJK yang dibagi ke dalam kelompok P0 = RJK 1 jantan : 1 betina dan P1 = RJK 1 jantan : 2 betina, masingmasingperlakuan terdiri dari 2 kali ulangan. Parameter tingkah laku makan yang diamati adalah frekuensi aktivitas makan, durasi waktu aktivitas makan, dan konsumsi pakan. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan rerata frekuensi aktivitas makan burung murai batu jantan pada perlakuan P0 tercatat paling sering yaitu 13,24 kali/hari selama matchmaking. Rerata durasi waktu makan burung murai batu betina pada P1 paling lama (18,17 menit/ekor/hari) selama matchmaking. Jumlah konsumsi pakan burung murai batu jantan dan betina pada P0 lebih tinggi yaitu 22,91 dan 23,93 g/ekor selama matchmaking dibanding P1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan RJK 1 jantan : 1 betina selama matchmaking dapat meningkatkan frekuensi makan burung murai batu sehingga menghasilkan jumlah konsumsi makan yang paling banyak.</p> Heri Dwi Putranto Bieng Brata Dion Dwi Putra Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 475 481 PERBANDINGAN POLA RASIO MORFOMETRIK IKAN Betta chloropharynx SEBAGAI IKAN ENDEMIK PULAU BANGKA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/218 <p>Salah satu topik penelitian yang harus diteliti adalah keberadaan ikan endemik Pulau Bangka. Ikan Betta chloropharynx adalah salah satu ikan endemik Pulau Bangka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari perbedaan morfologi ikan Betta chloropharynx di dua lokasi berbeda berdasarkan karakteristik morfometrik dan habitat ikan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Dari Agustus hingga September tahun 2023, penelitian ini dilakukan di perairan tawar di Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Dikumpulkan sepuluh ikan, masingmasing lima ikan Betta chloropharynx lokasi 1 dan lima ikan Betta chloropharynx lokasi 2. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan dipresentasikan sebagai grafik dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pola rasio morfometrik ikan chloropharynx pada dua lokasi yang berbeda, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam beberapa karakter, seperti panjang total (PT), panjang badan (PB), dan tinggi kepala (TK). Terdapat tiga penciri utama ikan chloropharynx berdasarkan rasio morfometrik: 1) panjang ekor (PE) (1,249), 2) panjang kepala (PK) (0,869), 3) lebar badan I (LB-I) (1 Habitat umum ikan Betta chloropharynx adalah perairan gambut dengan pH yang cukup rendah, berkisar antara 4-5, dengan warna perairan yang biasanya hitam hingga kecoklatan.</p> Destra Ramadhanu Bebbi Lestari Sekar Putri Ahmad Fahrul Syarif Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 482 489 BIOKONVERSI LIMBAH SOLID KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PELET APUNG IKAN BERNUTRISI TINGGI DI DESA LAWANG AGUNG https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/220 <p>Kegiatan Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Tahun 2023 di Desa Lawang Agung Kabupaten Seluma bertujuan untuk melaksanakan pembangunan rumah budidaya maggot BSF produksi pelet apung, memberikan pelatihan budidaya maggot BSF, memberikan pelatihan budidaya maggot BSF, memberikan pelatihan pembuatan pelet apung dan membangunkemitraan bersama PT. Agri Andalas. Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan pembangunan, pelatihan dan praktik. Biokonversi limbah solid kelapa sawit sebagai media budidaya maggot merupakan alternatif bahan pakan (pelet) bernutrisi tinggi dengan nilai protein kasar mencapai 42%. Rumah budidaya maggot dibangun secara permanen menggunakan rangka baja dengan ukuran rumah produksi maggot (30 m2), rumah fermentasi dan mesin produksi pelet (25 m2), dan rumah pengering maggot (12 m2). Sementara pelet dibuat dengan komposisi bahan diantaranya tepung maggot (25%), tepung dedak (5%), tepung daun pepaya jepang (35%), tepung tapoika (5%) dan vitamin – mineral (10%). Proses pencetakan pelet menggunakan mesin pencetak kapasitas 50 kg/jam langsung apung, dengan diameter mulut cetak 2,5 mm dan 3 mm. Sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan pembutan pakan mandiri, UNIB dan Unived Bengkulu memfasilitasi kerjasama antara PT. Agri Andalas dengan Gapoktan “Sumber Makmur” dalam bentuk Rencana Implementasi Kerjasama berlaku sejak tanggal 16 Desember 2023 hingga 16 Desember 2028 (5 tahun).</p> Mujiono Eko Sumartono Evi Andriani Andwini Prasetya Dwi Wahyuni Ganefianti Endang Sulistyowati Agustin Zarkani Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 490 497 PEMANFAATAN MIKROORGANISME INSITU UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oriza Satipa) ORGANIK DI KAWASAN PESISIR BENGKULU https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/221 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan varietas padi gogo yang memiliki tingkat adaptasi tinggi di kawasan pesisir, dan mengetahui kemampuan mikroorganisme insitu dalam meningkatkan daya dukung kawasan pesisir. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2019 di kelurahan beringin Raya Kecamatan Muara Bangkahulu kota Bengkulu. Penelitian disusun menggunakan rancangan petak berbagi (split plot design) dengan petak utama adalah 3 varietas padi gogo yang diperoleh dari BPTP Bengkulu yaitu varietas inpago 10 (V1), varietas serantan (V2), dan varietas sungguh (V3), sedangkan anak petaknya adalah inokulan ganda yang terdiri dari P1(inokulan pelarut P(pf) + mikroba pelarut K + azotobkter), P2(inokulan FMA + pelarut K + azotobakter), dan P3 (pupuk an organik rekomendasi BPTP yaitu 200 kg Urea/ha, 100 kg SP36/ha, 100 kg KCl/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas inpago 10. Memiliki adaptabilitas tertinggi dibandingkan dengan varietas serantan dan sungguh. Hal tersebut karena pada rhizosfer varietas invago menghasilkan populasi bakteri Azotobakter, Mikoriza, bakteri Pelarut P dan bakteri pelarut K, serta hasil produksi terbaik. Mikroorganisme insitu dengan inokulasi ganda mampu meningkatkan karakteristik biologi rhizosfer padi dan komponen hasil dibandingkan dengan kontrol. Untuk memberikan hasil yang lebih optimal perlu ditambah dengan pupuk mikro Cu dan Mg</p> Yudhi Harini Bertham Abimanyu Dipo Nusantara Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 498 507 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA TANAM https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/222 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi media tanam yang terdiri dari tanah, arang sekam dan pupuk kandang ayam yang tepat terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2022 – Mei 2022. Penelitian ini bertempat di Green House Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri atas 7 perlakuan yaitu M0 (100% tanah), M1 (90% tanah + 5% pupuk kandang ayam + 5% arang sekam), M2 (80% tanah + 10% pupuk kandang ayam + 10% arang sekam), M3 (70% tanah + 20% pupuk kandang ayam + 10% Arang sekam), M4 (60% tanah + 30% pupuk kandang ayam + 10% arang sekam), M5 (50% tanah + 30% pupuk kandang ayam + 20% arang sekam), M6 (40% tanah + 40% pupuk kandang ayam + 20% arang sekam). Pemberian pupuk kandang ayam dan arang sekam sebagai media tanam tambahan pada tanah dengan komposisi yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil pakcoy. Komposisi media tanam 40% tanah + 40% pupuk kandang ayam + 20% arang sekam (M6) memberikan hasil rata – rata tertinggi pada jumlah daun (23 helai), tinggi tanaman (13,38 cm), berat segar tajuk (70,69 gram), berat segar akar (6,76 gram), berat kering tajuk (2,7 gram), berat kering akar (0,18 gram), diameter bonggol (31,37 cm), dan rasio tajuk dan akar (15). </p> Riski Diantari Uswatun Nurjanah Eko Suprijono Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 508 521 PENGUJIAN FORMULA ZAT PERANGSANG TUMBUH AKAR PADA STEKBATANG LIMA VARIETAS CABAI https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/223 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji keaktifan formula zat perangsang tumbuh akar dan mendapatkan formula terbaik untuk merangsang pertumbuhan akar stek batang lima varietas cabai. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah lima varietas Cabai yaitu CMK Lolay, Rimbun 3, Amazon, Kresna, dan Lokal. Faktor kedua adalah lima jenis formula zat perangsang tumbuh akar, yaitu 5 ppm IBA, 1 ppm 2,4-D + 10 ppm IBA, 1 ppm IBA + 10 ppm NAA, 10 ppm IBA + 10 ppm NAA, dan 1 ppm 2,4-D + 1 ppm NAA + 1 ppm IBA. Terdapat 25 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 75 satuan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji F taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan, maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan,s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula zat perangsang tumbuh akar 1 ppm IBA+10 ppm NAA sangat aktif terhadap pertumbuhan akar stek batang Cabai varietas CMK Lolay. Formula 1 ppm IBA+10 ppm NAA merupakan zat perangsang akar terbaik yang mampu memacu pertumbuhan akar terpanjang, jumlah daun terbanyak dan jumlah buah tertinggi pada stek batang Cabai.</p> Atra Romeida Elta Sundari Widodo Dwi Wahyuni Ganefianti Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 522 534 INTENSITAS SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT CABAI RAWIT DI PROVINSI SUMATERA SELATAN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/224 <p>Intensitas serangan terhadap cabai rawit membuat kerugian akibat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terkhususnya pada hama dan penyakit yang menjadi perbincangan lantaran tingkat serangan terparahnya mencapai 57%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa besar serangan OPT pada cabai rawit (Capsicium frustencens) di provinsi Sumatera Selatan.. Metode yang dilakukan yaitu survey langsung ke para petani provinsi Sumatera Selatan tepatnya didaerah Pagar Alam, Palembang, Gelumbang, Kec.Sukarami, Kec.Air Kumbang dan Indralaya Utara dengan metode Purposive sampling. Dari 11 petani yang menjadi responden diketahui bahwa hama yang menyerang kebun cabai rawit mereka adalah kutu daun (Aphis gossypii), lalat buah (Bactrocera sp.), kutu kebul (Bemisia tabaci), Spodoptera litura, dan thrips (Thrips sp.). Sedangkan penyakit yang menyerang yaitu antraknosa, bercak daun, busuk batang, layu Fusarium, dan Yellow mosaic virus. Lalat buah (Bactrocera sp.) menjadi hama utama dengan tingkat serangan mencapai 31%. Sedangkan penyakit, Antraknosa menjadi hal yang cukup membuat petani resah lantaran tingkat serangannya mencapai 56%. Maka dari itu hama dan penyakit utama pada cabai rawit adalah lalat buah dan antraknosa dengan pengendalian menggunakan pestisida kimia. Tetapi dalam pengaplikasian pestisida kimia haruslah sesuai Standar Operasional Penggunaan (SOP) agar target pemberantasannya terpenuhi dan terhindar dari kecelakaan kerja.</p> Arsi Regina Anafiotika Suparman Zahratul Fauziah Aurelia Meira Zhafirah Gelen Margareta Fidia Dwi Rani Arifah Wardani M. Tegar Yusniawan Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 535 547 TINGKAT SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN BERDASARKAN LUAS LAHAN PETANI DI SUMATERA SELATAN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/225 <p>Tanaman pangan merupakan tanaman yang menjadi bahan pokok maksyarakat Indonesia yang mempengaruhi kesejahteraan Masyarakat, termasuk tanaman holtikultura juga dapat mempengaruhi kesejahteraan Masyarakat, tetapi kenyataannya kesejahteraan masyarakat menurun karena rendahnya prduktivitas tanaman akibat dari serangan organisme penggangu tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas serangan organisme pengganggu berdasarkan luas lahan petani di Sumatera Selatan. Metode yang dilakukan dalam peneltian adalah metode survey melalui observasi langsung ke lapangan. Hasil dari penelitian ini didapatkan jumlah spesies hama dan penyakit yang ditemui di semua jenis ukuran lahan 25 jenis hama dan 21 jenis penyakit. Spesies serangga hama yang ditemui pada tanaman pangan yaitu bekicot, Spodoptera frugiperda, penggerek batang padi, rayap sedangkan hama haustelata yaitu Bactrocera dorsalis, Myzus persicae, Coptosoma sp, Thrqips, Aphis gossypii, Aspidiotus destructor, Bemisia tabaci, Paracoccus marginatus, Plannococcus citri, walang sangit. Jadi, rata-rata intensitas serangan tertinggi pada luas lahan 0-0,25ha dan untuk hama yang paling banyak populasinya ialah Spodoptera frugiperda dan yang hama yang paling sedikit populasinya yaitu ulat jengkal. Oleh, karena itu, para petani di Sumatera Selatan harus memperhatikan tingkat serangan organisme penggangu tanaman agar dalam pengendalian menggunakan pestisida dapat lebih efektif yang berdasarkan luas lahan</p> Suparman Bambang Gunawan Arsi Berta Apriliani Deo Datus Christy Putra Sirait Puji Lestari Pelangi Anggreini Ayu Rosalinda Intan Juhira Balqis Laila Zana Copyright (c) 2024 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR 2024-01-27 2024-01-27 2 1 548 550