Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan <p>Seminar Nasional Perlindungan Tanaman merupakan seminar yang diadakan oleh jurusan perlindungan tanaman fakultas pertanian universitas bengkulu bekerjasama dengan perkumpulan fitopatologi indonesia dan perhimpunan entomologi indonesia pengurus daerah provinsi bengkulu. Dilaksanakan setahun sekali dan mengundang berbagai peneliti, dosen, mahasiswa yang mempresentasikan makalahnya di seminar ini. Prosiding ini memiliki </p> <table class="table table-bordered"> <tbody> <tr> <td><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221213091819247">EISSN 2962-0503</a></td> </tr> </tbody> </table> <table class="table table-bordered"> <tbody> <tr> <td><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221213182157639">PISSN 2963-2560</a></td> </tr> </tbody> </table> <p>Seminar Nasional ini diselenggarakan setiap Tahun oleh Jurusan Perlindungan Tanaman bekerjasama dengan PFI dan PEI Komda Provinsi Bengkulu. Seminar Nasional Perlindungan tanaman ini menerima naskah artikel penelitian yang akan dimuat dalam prosiding ini. Bidang ilmu yang diseminasikan dalam seminar nasional ini adalah Pelaksanaan Perlindungan tanaman, Fitopatologi dan entomologi, agroekoteknologi, Ilmu Tanah, Bioteknologi pertanian, teknologi pertanian, kimia/fisika pertanian, biologi pertanian, pengendalian hama dan penyakit terpadu dan Pengendalian hayati.</p> Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (bpfp) Universitas Bengkulu en-US Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2963-2560 ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN PERTANIAN DI KOTA BENGKULU https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/5 <p>Kota Bengkulu sebagai salah satu kota berkembang di Indonesia, mengalami perubahan tutupan lahan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan tutupan lahan di Kota Bengkulu terjadi akibat urbanisasi dan konversi lahan untuk pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dan dampak perubahan tersebut terhadap produktivitas lahan pertanian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data citra satelit untuk memetakan perubahan tutupan lahan dari 2014-2024. Selain itu, melakukan meta analisis untuk melihat dampaknya terhadap produktivitas lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan terjadi alih konversi lahan yang pesat di Kota Bengkulu. Terjadi penurunan luas lahan pertanian (pertanian lahan kering dan sawah) dari tahun 2014-2024 sebesar 49,80%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan perubahan alih fungsi lahan paling tinggi pada area pemukiman sebesar 29,77%. Dampaknya terjadi penurunan produksi padi pada tahun 2021 sebesar 6.132 ton menurun pada tahun 2023 menjadi 5.234,65 ton. Petani diharapkan dapat mengadopsi teknik pertanian berkelanjutan dan diversifikasi tanaman. Selain itu, pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan perlindungan lahan pertanian di Kota Bengkulu.</p> Yurike Yurike Wiryono Wiryono Essy Agnesta Asdami Yudha Saktian Syafruddin Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-08 2024-11-08 2 1 8 POTENSI KULTUR FILTRAT PLANT GROWTH- PROMOTING BACTERIA (PGPB) UNTUK PENGENDALIAN NEMATODA Meloidogyne spp. PADA TANAMAN TOMAT https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/4 <p>Nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp.) merupakan patogen penting yang menyebabkan kerugian signifikan pada tanaman tomat. Penggunaan kultur filtrat Plant Growth-Promoting Bacteria (PGPB) menjadi alternatif yang ramah lingkungan untuk pengendalian hayati nematoda. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi kultur filtrat PGPB untuk mengendalikan nematoda Meloidogyne spp. Penelitian secara ekperimen dengan menggunakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 tahapan yaitu secara in vitro dan in planta. Kultur filtrat yang diuji meliputi Bacillus thuringiensis strain MRSNRZ.3.1, B. subtilis strain MRTDUMBE.3.2.1, B. mycoides strain MRSNUMBE.2.2, B. waihenstephanensis strain RBTLL.3.2, B. cereus strain MRPLUMBE.1.3, Bacillus sp strain MRSPRZ.1.1, Pseudomonas hibiscicola strain MRTLDRZ .2. dan Achromobakter insolitus strain MRBPUMBE.1.3. Parameter yang diamati adalah mortalitas nematoda, jumlah bengkak akar, jumlah kelompok telur, jumlah telur dalam kelompok telur, jumlah nematoda dalam sampel tanah dan penetrasi nematoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur filtrat Bacillus mycoides strain MRSNUMBE.2.2 memberikan hasil terbaik dalam pengendalian nematoda Meloidogyne spp., dengan mortalitas nematoda tertinggi di semua interval waktu, mendekati efektivitas pestisida. Bacillus mycoides strain MRSNUMBE.2.2 juga secara signifikan mengurangi jumlah bengkak akar, kelompok telur, dan telur dalam kelompok telur, serta menghasilkan penetrasi nematoda terendah.</p> Fahkrul Arifal Yulmira Yanti Eri Sulyanti Rita Harni Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-08 2024-11-08 2 9 16 ANALISIS KORELASI FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN DISTRIBUSI DAN INTENSITAS SERANGAN Meloidogyne spp. PADA TOMAT DI BENGKULU https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/6 <p>Nematoda puru akar (NPA), khususnya dari genus <em>Meloidogyne</em>, merupakan salah satu hama penting di Indonesia. Kerusakan oleh <em>Meloidogyne</em> spp. dapat mengakibatkan penurunan hasil panen pada tanaman tomat hingga 40-50%. Untuk meminimalisir kerugian substansial akibat serangan hama ini, langkah-langkah pengendalian harus dilakukan sejak dini agar penyebarannya tidak semakin meluas diantaranya rotasi tanaman, pengolahan lahan, pemilihan varietas, hingga penggunaan pestisida nabati. Tujuan penelitian mengkaji intensitas serangan masing-masing tanaman tomat yang terserang <em>Meloidogyne </em>spp. pada setiap elevasi. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga kabupaten dengan elevasi berbeda. Setiap Kabupaten ditetapkan tiga kecamatan dan setiap kecamatan ditetapkan tiga desa. Di Setiap desa ditetapkan sampel lima lahan sebagai sampel. Jumlah sampel setiap lahan diambil 10% dari populasi tanaman. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik <em>purposive sampling</em> yaitu mengambil sampel tanaman tomat yang bergejala puru akar. Analisis data statistik mengunakan aplikasi SPSS 29.0.20 untuk mengetahui tingkat hubungan atau korelasi(Populasi nematoda di akar dan di tanah, pH tanah, suhu Tanah). Hasil variasi dalam intensitas serangan dapat dipengaruhi oleh suhu tanah, populasi <em>Meloidogyne</em> spp. di akar, pH tanah, dan populasi <em>Meloidogyne</em> spp di tanah melalui model sebesar 68,6%, sisanya (31,4%) berasal dari variabel lain. Analisis varians (ANOVA) menampilkan hasil pengujian koefisien determinasi. Kesimpulan menunjukkan tingkat kerusakan tertinggi pada <em>Meloidogyne</em> terdapat pada dataran tinggi dengan intensitas serangan mencapai 50%, dataran sedang 40% sedangkan dataran rendah memiliki intensitas serangan 30%.</p> Aris Putra Rustikawati Rustikawati Mimi Sutrawati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-10 2024-11-10 2 17 26 PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADA CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BERCAK DAUN (Cercospora capsici) DI KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/7 <p><em>Cercospora capsici</em> adalah salah satu penyakit utama yang menyerang cabai di Indonesia. Penyakit bercak daun <em>Cercospora capsici</em> dapat menyebabkan kehilangan hasil produksi hingga 30–40%. Gejala penyakit ini dapat dilihat pada bagian daun, seperti munculnya bercak bulat kecil dan kebasah-basahan, dan jika penyakitnya sangat parah, bercak akan berubah menjadi coklat kehitaman. Untuk mengatasi penurunan produksi cabai yang disebabkan oleh penyakit tanaman, petani biasanya menggunakan pestisida untuk mengendalikan. Namun, karena penggunaan pestisida dianggap memiliki efek negatif yang signifikan, pengembangan baru Pengelolaan Tanaman Terpadu (PPT) digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan menggabungkan beberapa metode pengendalian yang aman terhadap OPT. Penelitian skripsi ini dilaksanakan dari bulan Juni 2023 hingga selesai. Metode yang digunakan yakni <em>purposive</em> <em>sampling</em> secara diagonal <em>sampling</em> pada empat lahan cabai di tiga Desa di Kecamatan Indralaya Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari minggu pertama hingga kelima di empat lahan tanaman cabai untuk insidensi, intensitas, dan laju perkembangan penyakit Cercospora capsici selalu mengalami peningkatan. Hasil menunjukkan bahwa di Desa Tanjung Seteko memiliki tingkat insidensi tertinggi, 41.28%, dan di Desa Permata Baru memiliki tingkat insidensi terendah, 15.97%. Hasil menunjukkan bahwa lahan Desa Tanjung Seteko memiliki intensitas tertinggi, 17.94% dan di Desa Permata Baru lahan 2 memiliki intensitas terendah, 6.026%. Laju perkembangan penyakit tertinggi di lahan pengamatan Desa Tanjung Seteko dengan nilai 79.4% dan terendah pada pengamatan di Desa Permata Baru lahan 2 dengan nilai 22.2%.</p> Harman Hamidson Tia Elisa Riyanti Filli Pratama Suparman Arsi Titi Tricahyati Karlinda Novita Sari Ardia Ayu Pramesti Regita Lince Ade Nabila Vivi Ayu Alviana Armi Junita Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2022-11-30 2022-11-30 2 27 42 DETEKSI SERANGAN HAMA INVASIF ULAT GRAYAK Spodoptera frugiperda J.E. Smith (Lepidoptera: Noctuidae) PADA PERTANAMAN JAGUNG LAHAN KERING DI LOMBOK TIMUR https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/8 <p>Jagung merupakan komoditas unggulan kedua setelah padi di Indonesia. Namun, budidaya tanaman jagung terancam oleh serangan hama invasif ulat grayak <em>Spodoptera frugiperda </em>yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi. Penelitian mengenai serangan <em>S. frugiperda </em>di berbagai tempat telah banyak dilakukan, tetapi sejauh ini di Kabupaten Lombok Timur belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persentase serangan, kepadatan populasi, dan pola persebaran <em>S. frugiperda </em>pada pertanaman jagung di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan September–Oktober 2024. Pengambilan sampel menggunakan metode <em>random purposive sampling </em>dengan membentuk lima plot secara diagonal berukuran 2 m x 2 m untuk mengamati 10 tanaman sampel secara acak pada setiap plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan <em>S. frugiperda </em>telah menyerang seluruh lokasi pengamatan pada setiap kecamatan di Kabupaten Lombok Timur dengan rata-rata persentase serangan sebesar 86%. Persentase serangan tertinggi terdapat di Surya Wangi 2 sebesar 98% dan terendah di Kelayu Selatan sebesar 72%. Kepadatan populasi rata-rata sebesar 0,89 yang tergolong tinggi. Pola persebaran populasi larva <em>S. frugiperda </em>ditemukan tergolong menyebar merata (<em>uniform</em>) di Kecamatan Labuan Haji dan mengelompok (<em>aggregated</em>) di Kecamatan Selong dan Sakra Barat.</p> Abdul Halim Mursyidin Muhammad Qudsiah S Bambang Supeno Vita Fitriani Reginah Fhathonah Insani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-14 2024-11-14 2 43 54 EFEKTIFITAS MODEL KEPEMIMPINAN DAN LEMBAGA ADAT DALAM PENGELOLAAN SECARA LESTARI HUTAN ADAT KENEGERIAN RUMBIO DI KABUPATEN KAMPAR, PROPINSI RIAU https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/9 <p>Masyarakat adat Kenegerian Rumbio di Kabupetan Kampar, Propinsi Riau sukses mengelola hutan adatnya seluas kurang lebih 530 ha. Pengelolaan hutan adat ini telah dilakukan secara turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu. Kesuksesan pengelolaan hutan adat ini tidak terlepas dari keberadaan dan peran lembaga dan kepemimpinan adat di wilayah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model kepemimpinan dan lembaga adat dalam mengelola hutan adat secara lestari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kepemimpinan dan lembaga adat masih sangat efektif dalam mewujudkan kelestarian hutan adat Kenegerian Rumbio sehingga masih terjaga sampai kini. Efektifitas kepemimpinan dan embaga adat dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain rendahnya tingkat gangguan terhadap hutan adat serta tingkat kepatuhan seluruh masyarakat adat dalam menjalankan peratuan dan hukum-hukum adat.</p> Nuralamin Nuralamin Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-18 2024-11-18 2 55 62 INVENTARISASI ORGANISME PENGANGGU PADA PERTANAMAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN JAMBI https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/11 <p>Tanaman hortikultura merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan pertanian. Tanaman hortikultura memiliki beberapa jenis yaitu budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman bunga, dan tanaman obat-obatan. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman hortikultura ini adalah adanya serangan hama dan penyakit. Untuk mengatasi kendala tersebut, petani melakukan pengendalian secara kimiawi dengan cara menggunakan pestisida sintetik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat evaluasi penggunaan pestisida di Kecamatan Paal Merah dan Kecamatan Sungai Gelam, jambi. Data yang didapatkan berupa data hasil wawancara 10 petani yang menggunakan pestisida dan data pengamatan intensitas serangan hama dan penyakit. Metode penetapan sampel dilakukan menggunakan metode <em>purposive sampling</em> yang kemudian diambil sebanyak 36 tanaman sampel dengan menggunakan metode interval sampling. Hasil yang didapat sebagian petani berumur 40-50 tahun dengan rata-rata tingkat pendidikan SD dan SMP. Hama yang menyerang pada lahan hortikultura yaitu <em>Liriomyza</em> sp., <em>Aulacophora indica</em>, <em>Spodoptera litura</em>, <em>Bactrocera</em> sp., <em>Rattus argentiventer</em>, <em>Sanurus indecora</em>, dan <em>Tetranychus</em> sp. Penyakit yang menyerang yaitu bercak daun, antraknosa, busuk buah, dan bercak hitam jeruk.</p> Azzahra Nur Dwi Lestari Suparman Suparman Rindian Tika Arsi Arsi Harman Hamidson Titi Tricahyati Armi Junita Rizky Randal Cameron Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-18 2024-11-18 2 63 72 PEMANTAUAN KERUSAKAN JELUTUNG RAWA (Dyera lowii Hook. F) AKIBAT SERANGAN BABI HUTAN (Sus scrofa L) DI KEBUN KONSERVASI PLASMA NUTFAH SEPUCUK SUMATERA SELATAN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/12 <p>Pemulihan lahan gambut yang terdegradasi melalui rehabilitasi dan revegetasi tanaman lokal, seperti jelutung rawa (<em>Dyera lowii</em> Hook.f), merupakan langkah penting untuk menjaga kelestarian ekosistem gambut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bentuk kerusakan dan dampaknya terhadap tanaman, serta tingkat kerusakan jelutung rawa di Kebun Konservasi Plasma Nutfah (KKPN) Sepucuk, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan menggunakan metode sensus, dengan mencatat gejala dan bentuk kerusakan pada tanaman. Hasil menunjukkan bahwa babi hutan (<em>Sus scrofa</em> L.), famili Suidae, ordo Artiodactyla, adalah hewan yang menyerang jelutung rawa, dengan berbagai jenis kerusakan, termasuk goresan pada kulit batang, pengelupasan kulit, batang berlubang, hingga kehilangan setengah bagian pohon. Persentase serangan tergolong kategori berat dengan tingkat serangan rendah. Habitat babi hutan yang cocok, berupa wilayah bersemak dan rimbun, mendukung terjadinya kerusakan parah. Aktivitas babi hutan pada batang jelutung rawa juga membuka peluang bagi serangan organisme pengganggu lain, seperti rayap. Kerusakan ini dipengaruhi oleh perubahan lingkungan dan konversi hutan menjadi lahan pertanian, sehingga pengendalian diperlukan meskipun tingkat kerusakan masih tergolong rendah. Penelitian ini memberikan gambaran penting tentang dampak serangan babi hutan terhadap jelutung rawa.</p> Andika Imanullah Asmaliyah Asmaliyah Etik Erna Wati Hadi Purwanto Purwanto Nuralamin Nuralamin Bastoni Bastoni Fatahul Azwar Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-18 2024-11-18 2 73 82 PENGUJIAN KESEHATAN ENAM VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L) DENGAN METODE PEMERIKSAAN BIJI KERING DAN METODE PENCUCIAN BENIH (GRINDING) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/15 <p>Tanaman kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L) termasuk suku polong-polongan fabaceae. Benih kacang hijau yang disimpan di gudang dapat terkontaminasi oleh toksin yang dihasilkan oleh cendawan sehingga tumbuh dan menempel pada benih. Adanya serangan cendawan penyebab terjadinya penurunan produksi kacang hijau. Berdasarkan data Kementerian Pertanian pada tahun 2016, produksi kacang hijau di Indonesia mengalami penurunan sejak 2011 hingga 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi dan mengidentifikasi cendawan terbawa benih pada kacang hijau dengan metode pemeriksaan biji kering dan pencucian benih (<em>grinding</em>). Penelitian dilaksanakan pada November 2023 sampai Januari 2024 di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan 5 varietas kacang hijau yaitu Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4, Vima 5, dan Kutilang. Hasil penelitian dengan metode pemeriksaan biji kering menunjukkan kualitas benih normal paling tinggi adalah Varitas Vima 5 dengan persentase benih 66,75%. Metode pencucian benih (<em>grinding</em>) ditemukan 11 isolat cendawan terbawa benih dengan satu varietas teridentifikasi <em>Aspergillus</em> sp., <em>A. flavus, A. niger, A. fumigatus</em> dan 3 lainnya belum teridentifikasi.</p> Tiara Astra Wulandita Hendri Bustamam Tunjung Pamekas Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-18 2024-11-18 2 83 90 Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Keragaman Gulma Pada Pertanaman Padi Hibrida Suppadi 56 https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/16 <p>Weeds are one of the pest organisms in rice plants. The spacing used in rice planting will affect the amount of growing space available for weeds. Farmers in Indonesia plant several varieties of rice with different spacing. This research aims to determine the effect of planting distance on the diversity of weeds that grow on Suppadi 56 hybrid rice. The research was carried out from April to August 2020 in rice fields located in Jati, Jaten, Karanganyar, Central Java, Indonesia. This research uses a survey method. Weed data collection uses the quadratic method. carried out in each treatment plot with a plot size of 50 cm x 50 cm. The plant spacing treatment consisted of 3 levels, namely J1 (12 cm x 30 cm), J2 (15 cm x 30 cm), and J3 (18 cm x 30 cm). The results of the research showed that there were 6 species of weeds growing before planting, consisting of 4 species of broadleaf weeds and 2 species of grass weeds. There were 6 weed species that grew in the 12 cm x 30 cm spacing treatment, namely <em>Leptochloa chinensis, Ludwigia hyssopifolia, Cyperus rotundus, Marsilea crenata, Imperata cylindrica</em>, and <em>Althernanthera philoxeroides.</em> There were 6 species of weeds that grew in the 15 cm x 30 cm spacing treatment, namely <em>L. chinensis, L. hyssopifolia, A. conyzoides, C. rotundus, M. crenata,</em> and <em>I. cylindrica</em>. There were 4 weed species that grew in the 18 cm x 30 cm spacing treatment, namely <em>L. chinensis, L. hyssopifolia, I. cylindrica</em>, and <em>A. philoxeroides</em>. The plant spacing treatment of 15 cm x 30 cm can reduce the level of dominance of the <em>L. chinensis</em> weed because it produced the lowest average of SDR, namely 87.42%.</p> Muji Rahayu Mujiyo Supriyono Ekayanti Tyas Utami Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-15 2024-11-15 2 91 98 EKSPLORASI POTENSI EKSTRAK GULMA DAN TANAMAN PANGAN DARI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEBAGAI BIOHERBISIDA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/28 <p>Exploration of allelopathy derived from plants and plants is essential to get a potential source of bioherbicide. The study aims to obtain water extracts derived from weeds and plants in oil palm plantations that can potentially be bioherbicides. The extract was prepared from June to July 2024 in Arga Makmur, North Bengkulu Regency. The <em>bioassay</em> test was conducted from July to August 2024 in Pematang Gubernur, Muara Bangkahulu, Bengkulu City. The study used a single-factor, utterly randomized design. The treatments applied were nine: the source of water extracts from broadleaf weeds, grass, teki, and as many as two types each, as well as control. The experimental unit was a Petri dish, and the experiment was repeated five times. The petri dish <em>bioassay</em> method was applied in this experiment. Each petri dish was given 10 mL of water extract, and 25 mung bean seeds of the Vima 2 variety were planted and incubated for three days. The results showed that the water extracts that inhibited the germination of mung bean test plants were highest from broadleaf weeds, <em>Chromolaena odorata </em>and <em>Wedelia trilobata; food crop weeds, Oryza sativa</em>, grass weeds, <em>Leersia hexandra</em>, and no weeds. This research provides insight into the potential of allelopathy from weeds and food crops. Water extracts from each class of weeds and plants have the best potential as bioherbicides, except for the <em>Cyperus sp</em>. group.</p> Susi Handayani Andreani Kinata Edi Susilo Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-15 2024-11-15 2 99 104 Pola Hubungan Ketinggian Lahan dan Tingkat Keparahan Serangan Babi Hutan (Sus scrofa L.) pada Lahan Budidaya Nanas (Ananas comosus [L.] Merrill) Lokal Pamboang https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/94 <p>The local pineapple variety "Pamboang" (<em>Ananas comosus</em>) represents one of the biodiversity (flora) assets of the community in Betteng Village, Majene Regency, West Sulawesi Province. However, the presence of wild boar (<em>Sus scrofa</em>) poses a significant threat to the cultivation of Pamboang pineapples, with geographic factors suspected to influence the affected areas and the severity of the damage. This study aims to analyze the relationship between land elevation and the severity of wild boar attacks on Pamboang pineapple cultivation areas. The research adopts a quantitative approach through correspondence analysis. This analysis was processed using R software to visualize the relationships between variables. The variables analyzed include land elevation, the extent of land affected by wild boar, and the severity of the damage. Land elevation is categorized into five groups: 210-260 meters above sea level (masl), 260-310 masl, 310-360 masl, 360-410 masl, and 410-460 masl. The results indicate that land at an elevation of 210-260 masl experienced damage over more than 50% of the area, with moderate severity. Meanwhile, at elevations of 360-410 masl, the affected area ranged from 30-50%, but the severity of the damage was very high. This study recommends more effective wild boar pest control strategies based on the elevation of Pamboang pineapple cultivation areas in the Majene Regency.</p> Niken Nur Kasim Ihsan Arham Sri Sukmawati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-16 2024-11-16 2 105 112 Patogenesitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) Vullemin Dan Metarhizium spp Terhadap larva Crocidolomia pavonana F. https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/95 <p><em>Crocidolomia pavonana</em> F. (Lepidoptera: Pyralidae) is one of the important pests of vegetable crops of the Brasicaceae family (cabbage, broccoli, flower cabbage, mustard, and radish). The problem that arises among farmers in controlling pests is the use of synthetic insecticides that have a negative impact on the environment. One alternative control that can be done to control this pest is by using entomopathogenic fungi. The Plant Protection Laboratory of the Faculty of Agriculture, Bengkulu University has isolates of Beauveria bassiana and Metarhizium spp. explored from various regions. Given the potential of entomopathogenic fungi in infecting insect pests, it is necessary to test them against C. pavonana. The aim of the study was to obtain <em>B. bassiana</em> and <em>Metarhizium</em> spp. that were able to infect <em>C. pavonana</em>. This study used a completely randomized design with 7 treatments and 3 replicates, each replicate using 10 instar 3 larvae. Mortality data and time of death were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and if there were significant differences between treatments, then further tests were carried out with BNT. The results showed that the pathogenicity of local isolates of Beauveria bassiana and Metahizium spp. towards <em>C. pavonana</em> mortality varied greatly between isolates. The initial number of infected insects also varied between isolates. PBKoPa isolate produced the highest mortality rate of 76.6%, followed by MaPb with 66.6%, while TKuKj had the lowest mortality rate of 26.6%. The control showed no mortality. The time to death ranged from 1.7-2.96 days..</p> Depis Apriansyah Nadrawati Djamilah Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-16 2024-11-16 2 113 120 DETEKSI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN TERBAWA BENIH PADA LIMA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/96 <p>Kedelai merupakan sumber protein nabati utama dan salah satu sumber tanaman pangan terpenting setelah padi dan jagung. Penyakit terbawa benih mempunyai arti penting karena merugikan secara kualitas dan kuantitas terhadap produksi tanaman ataupun industri makanan berbahan baku biji. Tujuan dari penelitian adalah deteksi dan identifikasi jenis jenis cendawan yang terdapat pada benih kedelai dengan metode pemeriksaan benih kering (<em>Dry Seed Method</em>), metode pencucian benih (<em>Washing seed</em>), metode <em>blotter test </em>dan metode <em>Seedling Symptom Test</em>. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2023 hingga Maret 2024 di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Varietas kedelai yang digunakan adalah Dena 1, Devon 2, Deja 2, Dering 2 dan Denasa 1 yang berasal dari Balai Pengujian Standar Intrumen Tanaman Aneka Kacang Kabupaten Malang, Jawa Timr. Hasil penelitian diperoleh 9 spesies cendawan berhasil diidentifikasi pada benih kedelai yang berasal dari Balai Pengujian Standar Intrumen Tanaman Aneka Kacang, diantaranya cendawan dari spesies <em>Aspergillus </em>sp., <em>Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Fusarium solani, Rhizopus oligosporus, Rhizoctonia </em>sp., dan 3 spesies cendawan belum teridentifikasi. Pengujian pemeriksaan benih kering (<em>Dry seed method</em>) benih yang menampakkan visual terbaik adalah yang memiliki jumlah normal terbanyak yaitu varietas Deja 2 (17,2%). Pengujian pencucian benih (<em>Washing seed</em>), didapatkan 11 isolat cendawan, 10 isolat cendawan berhasil diidentifikasi dan 1 isolat cendawan belum teridentifikasi. Dari pengujian <em>Blotter test </em>didapat 6 isolat cendawan dan ke 6 isolat berhasil diidentifikasi. Daya kecambah terbaik terdapat pada varietas Deja 2, kecambah terserang terbanyak terdapat pada varietas Denasa 1, dan panjang kecambah terbaik terdapat pada varietas Deja 2. Pada pengujian <em>Seedling symptom test </em>didapatkan 18 isolat cendawan, 16 isolat berhasil diidentifikasi dan 2 diantaranya belum teridentifikasi. Daya kecambah terbaik terdapat pada varietas Dena 1</p> Hittah Murniati Hendri Bustamam Tunjung Pamekas Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-20 2024-11-20 2 121 134 Eksplorasi, Identifikasi, dan Karakterisasi Cendawan Endofit Asal Tanaman Kacang Hijau https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/13 <p>Mung bean (<em>Vigna radiata</em> L.) is one of the staple food crops widely cultivated in several Asian countries, including Indonesia, Thailand, the Philippines, and India. Mung beans are utilized as a food source due to their high protein and carbohydrate content. The objective of this study was to isolate and identify endophytic fungi associated with mung beans. The research was conducted through several stages, including sampling of mung bean plants, isolation of endophytic fungi, and characterization of the endophytic fungi. The study was carried out from December 2023 to March 2024 in the Plant Protection Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu. Mung bean samples were collected from two different locations: the Plant Protection experimental field at the University of Bengkulu and the Agroecotechnology field at the University of Bengkulu. Based on the identification results, four endophytic fungi were identified, while two others remained unidentified. Among the identified fungi, two isolates, CE4 and CE6, were classified under the same genus, <em>Rhizoctonia</em> sp.. Isolate CE1 was identified as <em>Aspergillus</em> sp., and isolate CE5 was identified as <em>Fusarium</em> sp.</p> Reksi Dimas Danendro Tunjung Pamekas Nadrawati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-20 2024-11-20 2 135 140 EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN TERHADAP TINGKAT SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DI SUMATERA SELATAN https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/239 <p>Pestisida adalah bahan beracun yang dapat mengganggu kesehatan manusia hewan dan lingkungan di sekitar. Penggunaan pestisida harus meperhatikan 5 tepat yaitu, tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis/konsentrasi, dan tepat cara. Kurangnya pengetahuan petani dalam menggunakan pestisida dan penggunaan yang secara berlebihan akan mengakibatkan degradasi lingkungan dan meninggalkan residu yang akan membahayakan manusia itu sendiri. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berupa kuisioner dan wawancara secara langsung dengan petani serta mengamati intensitas serangan dari hama dan penyakit di lapangan. Petani yang menjadi responden terdiri dari 180 petani. Sebanyak 57 % responden menempuh jenjang pendidikan terakhir di sekolah dasar (SD), 20 % menempuh pendidikan terakhir di Sekolah Menengah Pertama (SMP), 23 % di Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 0 % S1. Rata-rata skor penggunaan&nbsp; pestisida adalah 1,92 dari petani lulusan Sarjana (S1), selanjutnya skor pestisida petani lulusan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki skor pestisida yang sama yaitu 2,39 dan semua pendidikan di kategorikan baik dalam menggunakan pestisida. Intensitas serangan hama tidak berpengaruh dengan penggunaan pestisida berdasarkan latar belakang pendidikan, sebaliknya intensitas serangan penyakit berpengaruh pada penggunaan pestisida berdasarkan latar belakang pendidikan dimana serangan penyakit yang tertinggi dari latar belakang pendidikan petani terdapat pada kelompok petani lulusan Sekolah Dasar (SD) dengan rerata 26,55, dan serangan hama terendah terdapat pada kelompok petani lulusan Sarjana (S1) dengan rerata 6,61. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan pemahaman petani dalam penggunaan pestisida berdasarkan latar belakang pendidikan<em>.</em></p> Arsi Arsi Suparman Harman Hamidosn Yulia Pujiastuti Armi Junita Titi Tricahyati Ego Alfian Rizky Randal Cameron Muhardianto Cahya Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-20 2024-11-20 2 141 150 ENHANCING OIL PALM SEEDLING DEVELOPMENT THROUGH OIL PALM SOLID WASTE AND NPKMg APPLICATION https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/240 <p>Pembibitan awal (pre-nursery) dalam budidaya kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tahap sangat penting untuk memastikan bibit yang sehat sebelum ditanam di lapangan. Optimalisasi media tanam dan pemupukan pada tahap pre-nursery untuk menghasilkan bibit sehat masih menjadi tantangan. Penelitian dilakukan untuk memanfaatkan limbah padat dari industri kelapa sawit dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) untuk meningkatkan kualitas media tanam. Tujuan penelitian (1) menentukan pengaruh kombinasi dosis limbah padat kelapa sawit dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery, (2) menentukan dosis optimal limbah padat untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery, dan (3) menentukan dosis terbaik pupuk NPKMg (15:15:6:4) untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery. Percobaan dilakukan di Stasiun Percobaan Pertanian, Universitas Bengkulu, pada bulan Januari hingga April 2024. Desain percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: faktor pertama adalah aplikasi limbah padat pada tiga level—0 kg/1 kg tanah, 0,5 kg/1 kg tanah, dan 1 kg/1 kg tanah—dan faktor kedua adalah dosis NPKMg pada empat level—1 g/polybag, 2 g/polybag, 3 g/polybag, dan 4 g/polybag. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara limbah padat dan NPKMg (15:15:6:4) terhadap jumlah daun. Aplikasi limbah padat secara signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan bibit yang ditunjukkan oleh tinggi tanaman, diameter batang, kehijauan daun, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Namun, aplikasi pupuk NPKMg (15:15:6:4) tidak berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan bibit sawit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan limbah padat kelapa sawit sebagai bahan amelioran media tanam dapat secara s ignifikan meningkatkan kualitas pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery, sehingga dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada input pupuk sintetik</p> Supanjani Supanjani Dian Jhonatan Simbolon Nanik Setyowati Herry Gusmara Muhimmatul Husna Zainal Muktamar Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-16 2024-11-16 2 151 162 POTENSI AKTINOBAKTERIA INDIGENOS UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK TONGKOL Fusarium verticillioides PADA TANAMAN JAGUNG SECARA IN VITRO https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/241 <p>Fusarium verticillioides merupakan jamur yang menyebabkan penyakit busuk tongkol pada tanaman jagung. Pengendalian patogen dengan menggunakan agensia hayati yang bersifat antagonis yaitu aktinobakteria. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan isolat aktinobakteria yang dapat mengendalikan penyakit busuk tongkol. Penelitian terdiri atas 3 tahap, 1.) Isolasi aktinobakteria indigenos dan F.verticillioides. Variabel yang diamati adalah karakteristik aktinobakteria dan uji keamanan hayati. 2.) Seleksi aktinobakteria indigenos untuk menekan pertumbuhan jamur F. verticillioides. Variabel yang diamati adalah persentase daya hambat. 3.) Kemampuan aktinobakteria dalam menghasilkan enzim penghambat perkembangan F. verticillioides. Penelitian terdiri dari 17 perlakuan dan 3 ulangan, 15 isolat (hasil seleksi tahap I), 1 kontrol positif, dan 1 kontrol negatif, disusun dengan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian diperoleh 20 isolat hasil isolasi, sebanyak 15 isolat berhasil diseleksi bedasarkan uji keamanan hayati. Isolat terbaik dalam menekan pertumbuhan jamur F. verticillioides yaitu isolat aktinobakteria APPB BI7, APPB CS7, APPA BI6, APPA AS7, APBC AS7, APPB AS7, APBA AS7, ALKA AS7, APBB BI6, dan ALKB AI7 dengan daya hambat 68,06%-62,22%. Enam isolat terbukti mampu menghasilkan enzim protease dan fosfat.</p> Tifla Fitri Annisa Yumira Yanti Nurbailis Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-16 2024-11-16 2 163 170 UJI KETAHANAN TIGA VARIETAS KELAPA SAWIT (Elais quineensis Jacq) TERHADAP CENDAWAN GANODERMA BONINENSE PADA FASE MAIN NURSERY https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/242 <p>Palm oil is a plantation commodity that has high economic value and has important meaning. The increasing growth and production of palm oil cannot be separated from disease attacks. One of the diseases that attacks is stem rot (BPB). The aim of this research was to test the resistance of oil palm plant varieties to <em>Ganoderma boninense</em> attacks. This research was carried out at the Plant Protection Laboratory, Faculty of Agriculture, Bengkulu University from December 2023 to April 2024. The method used in this research was a biochemical resistance test which included salicylic acid content and phenolic compound content in oil palm plants. The three varieties of oil palm plants used in the main nursery phase, namely the Simalungun, Yangambi and PPKS 540 varieties, are transmitted by the fungus Ganoderma boninense. Next, the growth is observed by observing the symptoms caused by the plant and calculating the percentage of attacks. The results of the research showed that the samples of Simalungun, Yangambi, and PPKS 540 varieties of oil palm plants experienced the same growth against stem rot disease.&nbsp;</p> Nanda Pratama Tunjung Pamekas Sempurna Br Ginting Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 171 178 Pertumbuhan dan Hasil Blewah (Cucumis melo var Cantalupensis L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Kalium di Ultisol https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/243 <p><span style="font-weight: 400;">The cultivation of cantaloupe in Ultisol faces challenges due to low soil fertility. Therefore, the utilization of organic matter, including cow dung along with synthetic potassium fertilizer, is expected to improve the growth and yield of cantaloupe in Ultisol. The study aims to determine the best combination of potassium fertilizer and cow dung doses on the growth and yield of cantaloupe in Ultisol, to establish the optimum dose of cow dung for the growth and yield of cantaloupe in Ultisol, and to determine the optimum dose of potassium fertilizer for the growth and yield of cantaloupe in Ultisol.. This experiment is a two-factor trial arranged factorially using a Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications. The first factor is cow manure (S) at 3 levels: 0 tons/ha, 10 tons/ha, and 20 tons/ha. The second factor is potassium fertilizer in the form of KCl (K) at 4 levels: 0 kg KCl/ha, 150 kg KCl/ha, 300 kg KCl/ha, and 450 kg KCl/ha. Each treatment combination was replicated 3 times. Data were statistically analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) at a 5% significance level. If significant, further analysis was conducted with Orthogonal Polynomial testing. The results indicated an interaction between the KCl fertilizer dose and the cow dung dose on plant height. However, the application of cow dung and KCl fertilizer at various doses did not have a significant effect on other growth and yield components of cantaloupe.</span></p> Eko Suprijono Olyvia Ayu Patricia Herry Gusmara Priyono Prawito Yulian Nanik Setyowati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 179 188 Patogenesitas Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana (Bals.) Vuillemin pada Larva Spodoptera frugiperda J.E Smith https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/244 <p>Ulat grayak, Spodoptera frugiperda J.E. Smith (Lepidoptera:Noctuidae) merupakan serangga invasif yang telah menjadi hama pada tanaman jagung (Zea mays L.) di Indonesia. Upaya pengendalian yang dilakukan petani selama ini masih menggunakan insektisida. Namun, penggunaan insektisida dapat menimbulkan masalah dan tidak ramah lingkungan. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya pengembangan pengendalian alternatif yang ramah lingkungan. Beauevria bassiana merupakan salah satu pengendalian alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan entomopatogen B. Bassiana yang mampu menginfeksi larva S. frugiperda ≥50 %. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan delapan perlakuan isolat B. bassiana termasuk satu kontrol dengan tiga ulangan. Isolat yang digunakan merupakan koleksi Laboratorium Hayati Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yang diisolasi dari serangga maupun tanah. Variabel pengamatan yang dilakukan adalah mortalitas S. frugiperda terinfeksi B. bassiana, waktu kematian, persentase pupa cacat dan imago cacat. Data dianalisis menggunakan analisis varian dan jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat B. bassiana mampu menginfeksi S. Frugiperda 13 – 50%. Mortalitas tertinggi terdapat pada isolat lokal Bb6 asal desa Mangku Rajo sebesar 50 %.</p> Fatma Faizatur Rohmah Nadrawati Mimi Sutrawati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 189 196 UJI KESEHATAN ENAM VARIETAS BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) DENGAN METODE PEMERIKSAAN BIJI KERING DAN PENCUCIAN BENIH https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/245 <p><span style="font-weight: 400;">Peanuts (</span><em><span style="font-weight: 400;">Arachis hypogaea</span></em><span style="font-weight: 400;"> L.) are the second most important commodity after soybeans in Indonesia. Peanuts have a high oil and protein content, which is 42% and 22%, respectively. Peanut production always decreases from year to year, which is caused by several factors, one of which is fungi that are carried away by seeds. Seed-borne fungi that are commonly found in peanuts, namely, Fusarium sp. and Aspergillus sp. This study aims to obtain and identify the types of mushrooms carried on seeds in the six varieties of peanuts used. The seed health test is carried out by the dry seed examination method and the grinding method (seed washing). The results of the dry seed examination method showed that there was a difference in percentages in each observation category in six varieties of peanuts. Meanwhile, from the grinding method, 11 isolates were obtained, with 3 identified, namely, </span><em><span style="font-weight: 400;">Aspergillus flavus</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">Aspergillus</span></em><span style="font-weight: 400;"> sp., and </span><em><span style="font-weight: 400;">Penicillium</span></em><span style="font-weight: 400;"> sp.</span></p> Muna Wardati Qomar Hendri Bustamam Tunjung Pamekas Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 197 204 Infeksi Cendawan Endofit Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merryl) dan Pengaruhnya terhadap Kutu Daun (Aphis glycines Matsumura) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/247 <p><span style="font-weight: 400;">Kedelai (</span><em><span style="font-weight: 400;">Glycine max</span></em><span style="font-weight: 400;"> (L.) Merryl) merupakan salah satu komoditas pangan terpenting yang dimanfaatkan sebagai bahan baku. Salah satu spesies serangga hama yang sering menyerang tanaman kedelai yaitu kutu aphid kedelai (</span><em><span style="font-weight: 400;">Aphis glycines</span></em><span style="font-weight: 400;"> Matsumura). Pengendalian hama perlu diusahakan dengan teknologi yang ramah lingkungan, misalnya dengan menggunakan cendawan entomopatogen, dan menghindari ketergantungan pada penggunaan pestisida kimia. Cendawan entomopatogen, </span><em><span style="font-weight: 400;">Beauveria bassiana</span></em><span style="font-weight: 400;"> dilaporkan mampu hidup sebagai cendawan endofit dan menginduksi ketahanan tanaman terhadap hama dan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh metode perlakuan </span><em><span style="font-weight: 400;">B. bassiana</span></em><span style="font-weight: 400;"> sebagai cendawan endofit terhadap perkembangan populasi </span><em><span style="font-weight: 400;">A. glycines</span></em><span style="font-weight: 400;"> dan pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini dilakukan di rumah kasa dan Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu dengan menggunakan (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan. Metode pengaplikasian dengan perendaman benih selama 24 jam sebelum benih ditanam. Metode penyemprotan dan penyiraman dilakukan pada tanaman umur&nbsp; 14 HST dengan suspensi spora 10⁸ ml</span><span style="font-weight: 400;">-1</span><span style="font-weight: 400;"> sebanyak 10 ml/tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa cendawan endofit </span><em><span style="font-weight: 400;">B. bassiana</span></em><span style="font-weight: 400;"> mampu menginfeksi dan mengkolonisasi tanaman kedelai. Cendawan endofit mengkolonisasi jaringan tanaman hingga 68% pada semua ulangan. Pertumbuhan tinggi tanaman pada minggu kelima berpengaruh nyata apabila dibandingkan kontrol. Namun untuk perkembangan </span><em><span style="font-weight: 400;">A. glycines</span></em><span style="font-weight: 400;"> berpengaruh nyata pada minggu kedua dibandingkan dengan kontrol, untuk jumlah dan panjang akar, berat brangkasan basah dan kering tidak berpengaruh nyata antar perlakuan termasuk kontrol.</span></p> Desriana Nur Hidayati Dwinardi Apriyanto Nadrawati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 205 214 Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Keragaman Tubuh Buah Ganoderma spp. pada Kelapa Sawit di Kabupaten Mukomuko https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/246 <p><span style="font-weight: 400;">Oil palm growth is susceptible to disease attacks, one of which is stem rot (BPB), which can cause the death of up to 80% of the oil palm population and reduce production per unit area. </span><em><span style="font-weight: 400;">Ganoderma</span></em><span style="font-weight: 400;"> diversity is indispensable as a basis for effective control. The purpose of this study is to study the distribution of </span><em><span style="font-weight: 400;">Ganoderma </span></em><span style="font-weight: 400;">spp. on oil palm plants in Mukomuko Regency based on the diversity of fruit bodies. The survey was conducted in five sub-districts, each covering five villages, by observing the symptoms of </span><em><span style="font-weight: 400;">Ganoderma</span></em><span style="font-weight: 400;"> in smallholder plantations. Sampling was carried out by </span><em><span style="font-weight: 400;">the purposive sampling</span></em><span style="font-weight: 400;"> method, and data was collected through field observation and secondary data collection. The results of the study showed the existence of </span><em><span style="font-weight: 400;">Ganoderma</span></em><span style="font-weight: 400;"> fruit bodies in five sub-districts with variations in environmental conditions, </span><em><span style="font-weight: 400;">Ganoderma</span></em><span style="font-weight: 400;"> grew optimally in an environment with moisture, soil pH, temperature and supportive weeds.</span></p> Sindi Noviyanti Tunjung Pamekas Yenny Sariasih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 215 226 Pengaruh gradasi warna yellow sticky trap untuk menangkap Bemisia tabaci (Hemiptera: Aleyrodidae) di kebun tembakau https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/248 <p><em><span style="font-weight: 400;">Bemisia tabaci </span></em><span style="font-weight: 400;">(Hemiptera: Aleyrodidae) termasuk ke dalam jenis kutu-kutuan yang menyerang tanaman tembakau di lahan. Serangan </span><em><span style="font-weight: 400;">B. tabaci </span></em><span style="font-weight: 400;">menyebabkan penurunan kualitas daun sehingga tanaman tembakau harus dicabut dan dimusnahkan. Untuk menekan kerugian tersebut, Puslit Tembakau membuat alat perangkap </span><em><span style="font-weight: 400;">B. tabaci </span></em><span style="font-weight: 400;">menggunakan botol dan plastik kuning yang disebut </span><em><span style="font-weight: 400;">Yellow Sticky Trap</span></em><span style="font-weight: 400;">. Penelitian dilakukan di Penataran Curah Rejo A TBN VI Wilayah II Kebun Tembakau Jember pada Mei hingga Agustus 2024. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial, dengan 3 perlakuan dan 11 pengulangan sehingga diperoleh 33 satuan perlakuan. Data penelitian dianalisis dengan Uji Analisis Varian (ANOVA) dan uji lanjut berupa Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf kepercayaan 95%. Hasil uji menunjukkan bahwa hasil tangkapan </span><em><span style="font-weight: 400;">B. tabaci </span></em><span style="font-weight: 400;">pada YST kontrol dan YST tebal berbeda nyata dengan YST tipis. YST tebal memiliki daya tangkap terbanyak, yakni 117% dari YST kontrol dan 276% dari YST tipis. Berdasarkan parameter waktu, pembuatan YST tebal dan YST tipis hanya memerlukan 10% waktu YST kontrol. Dari sisi biaya, biaya YST tebal hanya 48% dari YST kontrol dan YST tipis hanya 50% dari YST kontrol. Berdasarkan beberapa keunggulan tersebut, maka YST tebal dapat direkomendasikan sebagai alat untuk menangkap </span><em><span style="font-weight: 400;">B. tabaci </span></em><span style="font-weight: 400;">menggantikan YST kontrol.</span></p> Okta Prima Indahsari Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 227 232 PENGENDALIAN Curvularia sp. DI PRE-NURSERY TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ASAP CAIR PELEPAH KELAPA SAWIT https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/249 <p><em><span style="font-weight: 400;">Curvularia </span></em><span style="font-weight: 400;">sp. adalah jamur patogen yang menyebabkan bercak daun khususnya pada kelapa sawit, sehingga perlu dikendalikan. Salah satu alternatif pengendaliannya yaitu menggunakan asap cair pelepah kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik asap cair pelepah kelapa sawit yang dapat mengendalikan pertumbuhan </span><em><span style="font-weight: 400;">Curvularia </span></em><span style="font-weight: 400;">sp. di </span><em><span style="font-weight: 400;">pre-nursery </span></em><span style="font-weight: 400;">tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2024 di laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah dan di lahan UIN </span><em><span style="font-weight: 400;">Agriculture Research Development Science</span></em><span style="font-weight: 400;"> Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Riau. Penelitian ini menggunakan metode RAL dengan 7 perlakuan yaitu kontrol (tanpa asap cair dan tanpa </span><em><span style="font-weight: 400;">Curvularia </span></em><span style="font-weight: 400;">sp.) dan 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% (dengan </span><em><span style="font-weight: 400;">Curvularia </span></em><span style="font-weight: 400;">sp.) dengan masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga terdapat 28 unit percobaan. Parameter pengamatan meliputi intensitas serangan penyakit, jumlah daun tanaman, jumlah daun terserang, jumlah bercak daun, dan lebar bercak daun. Asap cair pelepah kelapa sawit dengan konsentrasi 4% dapat mengendalikan pertumbuhan </span><em><span style="font-weight: 400;">Curvularia </span></em><span style="font-weight: 400;">sp. dengan tingkat efikasi sebesar 60% (cukup efektif). Asap cair pelepah kelapa sawit tidak berbeda nyata pada jumlah daun, sangat berbeda nyata pada jumlah daun terserang pada konsentrasi 4% dan 5% sebesar 1,05 helai, sangat berbeda nyata pada jumlah bercak daun pada konsentrasi 3-5% sebesar 4,18, 2,18, dan 1,35, sangat berbeda nyata pada lebar bercak daun pada konsentrasi 3-5% sebesar 0,18 cm, 0,09 cm, dan 0,07 cm</span></p> Yusmar Mahmud Putri Kurnia Bakhendri Solfan Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-11-30 2024-11-30 2 233 244 Keragaman Tubuh Buah Ganoderma spp. pada Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/251 <p>Palm oil (<em>Elaeis guineensis </em>Jacq.) is a plant species from one of the palm families and industrial crops that produce <em>Crude Palm Oil </em>(CPO). One of the obstacles faced in increasing oil palm production in recent years is the attack of stem rot caused by the fungus <em>Ganoderma </em>spp.,&nbsp; oil palm <em>Ganoderma </em>is a disease caused by the fungus <em>Ganoderma </em>sp. that attacks the roots and stems of oil palm.&nbsp;This disease is also known as stem base rot. This study aims to study and understand the genetic diversity&nbsp; of <em>Ganoderma</em> spp. and its existence in oil palm plants in the Central Bengkulu Regency area.&nbsp; The location survey was carried out using the purposive sampling method The data to be taken were environmental conditions in the plantation area, temperature and air humidity, sampling using GPS data, farmer interviews on control methods (OPT) and fertilization. The results of the study showed that in 5 selected sub-districts there were Ganoderma&nbsp; fruit bodies with almost the same environmental conditions. <em>Ganoderma </em>will develop well if environmental conditions (humidity, soil pH, weed temperature and agricultural practices) support the survival of <em>Ganoderma</em>. The distribution of Ganoderma fruit bodies <em>&nbsp;</em>that have been found in 5 Central Bengkulu Districts generally grows on weathered tree trunks, tree roots, and at the base of oil palm trunks. The variation in the shape of the Ganoderma fruit body in each village is shaped like a fan and the color of the Ganoderma fruit body starts from reddish brown, black and white.</p> Abellia Ega Putri Tunjung Pamekas Nadrawati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 245 256 Patogenisitas Beauveria Bassiana (Balsamo) Vuillemin, Metarhizium spp dan Kombinasinya Terhadap Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/253 <p>Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama penting tanaman hortikultura, karena dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan cendawan entomopatogen Beauveria bassiana dan cendawan Metahrizium spp. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi cendawan B. bassiana dan Metahrizium sp., dan kombinasinya yang efektif untuk mengendalikan ulat grayak. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Universitas Bengkulu pada bulan Oktober-Desember 2023. Perlakuan yang digunakan yaitu Bb 1, Bb 2, Ma 1, Ma 2, B b1+Ma 1, Bb 2 +Ma 1, Bb 1 + Ma 2 dan Bb 2 +Ma 2. Mortalitas larva tertinggi ditunjukkan oleh isolat Bb 1, yaitu sebesar 53,33%, hasil terendah ditunjukkan oleh kombinasi Bb 1 + Ma 2, yaitu sebesar 6,67%, sedangkan perlakuan lainnya hasil yang berbeda tidak nyata dengan mortalitas 13,33- 33,33%. Percobaan yang dilakukan tidak menunjukkan penurunan kemampuan makan yang signifikan. Meskipun ada larva yang tidak mati, akan tetapi lebih banyak berkembang menjadi imago cacat. Isolat Bb 1 menghasilkan jumlah imago paling sedikit, yaitu sebesar 40% akan tetapi berbeda tidak nyata dengan jumlah imagi dari perlakuan lainnya. Imago cacat yang menunjukkan hasil berbeda nyata dengan perlakuan lainnhya yaitu Ma 2 (53,33%) dan kombinasi Bb 2 + Mal (40%), sedangkan perlakuan lainya menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata dengan persentase imago cacat 16,67- 33,33%. Perlakuan Bb 1 menunjukkan hasil terbaik karena memberikan mortalitas tertinggi dan imago yang paling sedikit. Selain itu, perlakuan Bb 2 + Ma 1 menjadi kombinasi terbaik karena mampu menyebabkan persentase imago cacat yang tinggi yaitu 40% meskipun mortalitas pada larva hanya 26,67%.</p> Reza Oktika Sari Nadrawati Dwinardi Apriyanto Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 257 268 HUBUNGAN SEBARAN DAN KERAGAMAN MORFOLOGI TUBUH BUAH Ganoderma spp. DI KELAPA SAWIT KABUPATEN SELUMA DENGAN LINGKUNGAN TUMBUHNYA https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/250 <p>Stem base rot disease caused by the fungus Ganoderma spp. is one of the most important diseases of oil palm plants. Oil palm plant material in Indonesia is known to have a narrow genetic background and all are known to be sensitive to Ganoderma spp. The environment where Ganoderma grows plays an important role in determining its distribution pattern. In peatlands, for example, differences in the characteristics of mineral soil and peat influence the distribution and virulence of this fungus. By understanding the relationship between genetic diversity and environmental factors, disease control strategies can be more effectively formulated. This research aims to determine that isolates from various sources can have different responses to environmental factors, such as pH and temperature, which have implications for their ability to cause disease. in Seluma Regency which has differences in the shape and color of the fruit bodies of Ganoderma spp. which was researched at the Plant Protection Laboratory, Bengkulu University. Method The sample determination in the study was based on a non-probability sampling method with a purposive sampling technique, namely a number of isolates of Ganoderma spp. who were attacked by stem rot (BPB) in the people's plantations of Seluma Regency with 5 sub-districts, in 1 sub-district there are 5 villages. The genetic diversity of the isolates was analyzed by the fungus fruit bodies in the field, selected with certain considerations or criteria from oil palm plants. The results of the research show that the distribution and genetic diversity of Ganoderma is strongly influenced by environmental factors such as temperature, pH, humidity and light and understanding these interactions. important for managing diseases caused by this fungus, especially in the context of oil palm farming which is very susceptible to infection by Ganoderma spp.</p> Tiara Sella Dita Br. Sihite Tunjung Pamekas Yenny Sariasih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 269 274 INCIDENCE OF LEAF SPOT DISEASE (Cercospora) ON SIX VARIETIES OF PEANUT (Arachis hypogaea) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/255 <p><em>Leaf spot disease is a disease that reduces the yield of peanuts and disrupts plant growth. This study aims to determine the incidence of leaf spot disease (Cercospora sp.) on 6 varieties of peanut (Katana 2, Rabbit, Tala1, Bison Talam 3, and Local Variety). This research will be conducted from December 2023 to March 2024 using a completely randomised design (CRD) with the treatment of 6 peanut varieties (Rabbit, Bison, Local Variety Katana 4, Talam 3, and Tala 1), with each treatment repeated four times, with 2 plants per replication. A total of 24 experimental units consisting of 48 plants were obtained. Component variables included plant height, number of branches in one plant, and number of fully open leaves. Cercospora arachidicola leaf spot disease can be found since the beginning of growth, which is 30 days after planting. The results showed that Tala 1 had the best response compared to other varieties in responding to leaf spot disease with the lowest incidence.</em></p> Cenda Sari Sitompul Tunjung Pamekas Dwinardi Apriyanto Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 275 282 EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU PERANGKAP DALAM PEMERANGKAPAN NGENGAT SPODOPTERA EXIGUA PADA PERTANAMAN BAWANG MERAH https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/254 <p>Currently, shallot farmers have used light traps to control onion caterpillar pests (Spodoptera exigua). The moths are attracted to light and come to the lamp and are trapped. Farmers also experimented with various colored light traps. The results showed different numbers of moths caught. This study aims to evaluate the use of light traps in trapping S. exigua moths in shallot plantations. in Sisalam Village, Wanasari District, Brebes. The study took place in July - September 2020. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments, namely P1 = 18 watt white lamp, P2 = 15 watt UV lamp, P3 = 5 watt white lamp, P4 = pheromone sticky trap. The experiment was repeated 6 times. Based on the results of the study, S. exigua moths were caught in all traps installed on the onion plantations. The highest number of moths were caught in the UV lamp trap (4074 individuals), followed by the pheromone sticky trap (1451 individuals), the 18 watt white lamp trap (153 individuals), and finally the 5 watt white lamp trap (46 individuals). The intensity of pest attacks on shallot plants. The lowest intensity of pest attacks was in the 5 watt white lamp experimental plot (10%) and the highest intensity of pest attacks was in the UV lamp experimental plot (31.61%). The lowest intensity of pest attack on shallot plants was found in the experimental plot with 5 watts of white light (10%) and the highest intensity of pest attack was found in the experimental plot with UV lamps (31.61%). This is due to the fact that the arriving moths are not accommodated in the trap and escape to the plant plot. On the plants, the moths laid eggs and later attacked the plants.</p> R. Rostaman M. Ridwan Aditya Nugraha Putra S. Saparso Arief Sudarmaji Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 283 288 Keragaman Tubuh Buah Ganoderma spp. pada Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkulu Utara https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/252 <p>Palm oil is one of the plantation commodities that has a fairly important role in Indonesia's economic activities. Stem Base Rot (BPB) attack caused by <em>Ganoderma </em>fungus is a deadly disease in oil palm plants. Fruit body <em>Ganoderma</em> sp. It has a basidiocarp shaped like a fan, wavy, has annual circles, the surface has a purplish-brown color on the white edges. The lower part of the fruit body&nbsp; of <em>Ganoderma</em> sp. is yellowish-white and has pores. Technical cultural control through land preparation during replanting, biological and chemical control that extends plant life. Therefore, the best alternative control is to prepare tolerant plant materials, supported by technical and biological cultural control. The purpose of this study is to observe the distribution and genetic diversity of Ganoderma fruit bodies <em>&nbsp;</em>in oil palm plants in North Bengkulu. The location survey was carried out using <em>&nbsp;the purposive sampling </em>&nbsp;method on several oil palm plantations in North Bengku Regency. The results of the study showed that in 5 selected sub-districts there were <em>Ganoderma&nbsp; fruit bodies </em>with almost the same environmental conditions. <em>Ganoderma </em>will develop well if environmental conditions (humidity, soil pH, weed temperature and agricultural practices) support the survival of <em>Ganoderma. The distribution of </em>Ganoderma <em>fruit bodies </em>&nbsp;that have been found in 5 North Bengkulu sub-districts generally grows on weathered tree trunks, tree roots, and at the base of oil palm trunks. The variation in the shape&nbsp; of the <em>Ganoderma</em> fruit body&nbsp; in each village is shaped like a fan and the color&nbsp; of <em>the Ganoderma </em>&nbsp;fruit body ranges from reddish brown, black to white.</p> Teara Veroneca Tunjung Pamekas Yenny Sariasih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 289 302 Pengaruh Penambahan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Organoleptik Selai Sawo (Acrhras zapota, L) https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/256 <p>Buah Sawo (<em>Achras sapota L.</em>) merupakan salah satu jenis komoditas buah tropis dari sektor pertanian yang mempunyai potensi ekonomis yang cukup tinggi di Indonesia. Buah sawo matang mempunyai umur simpan yang pendek, sehingga perlu alternatif pengolahan untuk memperpanjang umur simpannya. Salah satu produk olahan untuk memperpanjang umur simpan buah adalah selai buah. Selai merupakan makanan berbentuk pasta yang diperoleh campuran daging buah segar, gula dan bahan pengental lain. Bahan pengental yang banyak digunakan adalah rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh penambahan rumput laut terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik selai sawo. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok non-faktorial dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah penambahan rumput laut dengan konsentrasi : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%. Variabel pengamatan adalah karakterisitik fisik (warna, kadar air, daya oles, uji serat, sineresis), kimia (kadar abu, total padatan terlarut, pH, Vit C) dan organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) selai sawo. Analisis data menggunakan analysis of variance (ANOVA) taraf α = 5%, untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Uji lanjut yang digunakan adalah DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rumput laut mempengaruhi karakteristik fisik (warna, kadar air, daya oles, dan sineresis) serta karakteristik kimia (total padatan terlarut dan vitamin C) selai sawo yang dihasilkan. Formula pembuatan selai sawo terbaik adalah penambahan rumput laut 1,00%, dengan karakteristik fisik (kadar air 11,97%, daya oles 9,73mm, serat positif), kimia (kadar abu 0,62%, TPT 96,37°Brix, pH 4,47, vitamin C 0,51 ,g/100g bahan) dan rata-rata skor organoleptik terhadap atribut rasa, aroma, warna, tekstur berada pada skor netral dan suka.</p> Tri Shabirah Intaniah Bosman Sidebang Yessy Rosalina Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2024-12-20 2024-12-20 2 303 310