PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADA CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BERCAK DAUN (Cercospora capsici) DI KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

Authors

  • Harman Hamidson Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Tia Elisa Riyanti Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Filli Pratama Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Suparman Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Arsi Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Titi Tricahyati Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Karlinda Novita Sari Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Ardia Ayu Pramesti Regita Lince Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Ade Nabila Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Vivi Ayu Alviana Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
  • Armi Junita Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Keywords:

Cercospora capsici, Tanaman Cabai, Capsicum annuum Pengelolaan Tanaman Terpadu

Abstract

Cercospora capsici adalah salah satu penyakit utama yang menyerang cabai di Indonesia. Penyakit bercak daun Cercospora capsici dapat menyebabkan kehilangan hasil produksi hingga 30–40%. Gejala penyakit ini dapat dilihat pada bagian daun, seperti munculnya bercak bulat kecil dan kebasah-basahan, dan jika penyakitnya sangat parah, bercak akan berubah menjadi coklat kehitaman. Untuk mengatasi penurunan produksi cabai yang disebabkan oleh penyakit tanaman, petani biasanya menggunakan pestisida untuk mengendalikan. Namun, karena penggunaan pestisida dianggap memiliki efek negatif yang signifikan, pengembangan baru Pengelolaan Tanaman Terpadu (PPT) digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan menggabungkan beberapa metode pengendalian yang aman terhadap OPT. Penelitian skripsi ini dilaksanakan dari bulan Juni 2023 hingga selesai. Metode yang digunakan yakni purposive sampling secara diagonal sampling pada empat lahan cabai di tiga Desa di Kecamatan Indralaya Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari minggu pertama hingga kelima di empat lahan tanaman cabai untuk insidensi, intensitas, dan laju perkembangan penyakit Cercospora capsici selalu mengalami peningkatan. Hasil menunjukkan bahwa di Desa Tanjung Seteko memiliki tingkat insidensi tertinggi, 41.28%, dan di Desa Permata Baru memiliki tingkat insidensi terendah, 15.97%. Hasil menunjukkan bahwa lahan Desa Tanjung Seteko memiliki intensitas tertinggi, 17.94% dan di Desa Permata Baru lahan 2 memiliki intensitas terendah, 6.026%. Laju perkembangan penyakit tertinggi di lahan pengamatan Desa Tanjung Seteko dengan nilai 79.4% dan terendah pada pengamatan di Desa Permata Baru lahan 2 dengan nilai 22.2%.

Downloads

Published

2022-11-30

How to Cite

Harman Hamidson, , T. E. R., , F. P., Suparman, Arsi, Titi Tricahyati, Karlinda Novita Sari, Ardia Ayu Pramesti Regita Lince, Ade Nabila, Vivi Ayu Alviana, & Armi Junita. (2022). PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADA CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BERCAK DAUN (Cercospora capsici) DI KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN. Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Tanaman, 2, 27–42. Retrieved from https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/perlintan/article/view/7

Most read articles by the same author(s)