PENGARUH TUMPANGSARI JAGUNG MANIS DENGAN BUNCIS DAN JENIS MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan pertumbuhan gulma dan hasil tanaman pada pola tanam tumpangsari dan monokultur dengan berbagai jenis mulsa dan menentukan pola tanam danjenis mulsa terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pada tumpangsari jagung manis-buncis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 2 faktor
perlakuan, faktor pertama pola tanam (monokultur jagung manis, monokultur buncis, dan tumpangsari jagung dan buncis) dan faktor kedua mulsa organik (jerami padi, sekam padi, kulit kopi, kontrol/tanpa mulsa). Data variabel yang diamati dikumpulkan dan di analis mengunakan analisis varian (Anava) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkanTidak terdapatnya interaksi antara pola tanam dan mulsa organik terhadap pertumbuhan gulma, jagung manis, dan buncis serta hasil jagung manis dan buncis. Bobot kering gulma total pada tumpangsari jagung manis dengan buncis lebih rendah dibandingkan pada monokultur jagung manis dan monokultur buncis pada sistem pertanian organik. Mulsa jerami padi dan sekam padi efektif dalam mengendalikan gulma
pada tanaman jagung manis dan buncis pada sistem pertanian organik. Jagung manis yang ditumpangsarikan dengan buncis pertumbuhan dan hasilnya setara dengan yang ditanam secara monokultur sedangkan buncis yang ditanam secara monokultur menghasilkan bobot segar buncis per tanaman dan bobot segar buncis per petak yang lebih tinggi dibandingkan yang ditumpangsarikan. Mulsa jerami padi dan sekam padi menunjukan hasil yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis dan buncis.