HUBUNGAN DOMINANSI GULMA DENGAN HASIL TANAMAN PADA TUMPANGSARI JAGUNG MANIS - KACANG TANAH PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK

Authors

  • Ranti Asmara Dewi
  • Nanik Setyowati
  • Edhi Turmudi
  • Uswatun Nurjanah

Keywords:

Intercropping, Sweet corn, Peanut, Weed

Abstract

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diinginkan kemunculannya karena dapat menurunkan hasil tanaman jika tidak dikendalikan. Pengendalian gulma dapat dilakukan baik secara kimiawi, biologi, fisik, mekanis maupun kultur teknis. Salah satu metode pengendalian gulma secara kultur teknis adalah tumpang sari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dominasi dan pergeseran gulma pada sistem tumpangsari jagung manis + kacang tanah serta menjelaskan pengaruh perbedaan populasi jagung manis dengan kacang tanah dan frekuensi penyiangan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Penelitian dilaksanakan di Desa Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu pada ketinggian tempat +10m dpl dengan jenis tanah ultisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), rancangan perlakuan Split Plot (Petak Terbagi) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi penyiangan sebagai petak utama (Main Plot) terdiri dari kontrol (tanpa penyiangan), 1 x penyiangan pada 21 hari setelah tanam, dan 2 x penyiangan pada 21 dan 42 hari setelah tanam. Faktor kedua adalah perbandingan populasi sebagai anak petak (Sub Plot), yaitu 100% jagung manis + 0% kacang tanah, 80 % jagung manis + 20% kacang tanah, 60 % jagung manis + 40% kacang tanah, 40 % jagung manis+ 60% kacang tanah, 20 % jagung manis + 80% kacang tanah, 100% kacang tanah + 0% jagung manis. Total terdapat 18 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis gulma yang tumbuh di lokasi penelitian yaitu gulma berdaun lebar, gulma rumput dan gulma teki. Terjadi pergeseran jenis gulma yang tumbuh pada 3 dan 6 minggu setelah tanam serta saat panen. Pada umur 3 minggu setelah tanam terdapat 19 spesies gulma yang terdiri dari 13 jenis gulma berdaun lebar, 4 jenis gulma rumput dan 2 jenis gulma teki. Pada umur 6 minggu setelah tanam terdapat 22 spesies gulma terdiri 15 jenis gulma berdaun lebar, 4 jenis gulma rumput dan 3 jenis gulma teki. Setelah panen terdapat 25 spesies gulma yang tumbuh terdiri 18 jenis gulma berduan lebar, 4 gulma jenis rumput dan 3 jenis gulma teki. Teki menjadi gulma dominan pada lahan selama pertumbuhan tanaman. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pertumbuhan jagung maupun kacang tanah baik yang ditanam secara monokultur maupun tumpangsari, kecuali bobot polong kacang tanah per tanaman yang menunjukkan hasil terendah pada tanaman yang tidak disiangi.

Downloads

Published

2022-06-30

How to Cite

Ranti Asmara Dewi, Nanik Setyowati, Edhi Turmudi, & Uswatun Nurjanah. (2022). HUBUNGAN DOMINANSI GULMA DENGAN HASIL TANAMAN PADA TUMPANGSARI JAGUNG MANIS - KACANG TANAH PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PESISIR, 1(1), 151–165. Retrieved from https://semnas.bpfp-unib.com/index.php/SENATASI/article/view/47

Most read articles by the same author(s)